Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arab Saudi Tunjuk Menteri Keuangan Baru

Rana Setiawan - Rabu, 2 November 2016 - 01:44 WIB

Rabu, 2 November 2016 - 01:44 WIB

450 Views

(Arab News)

Jeddah, 2 Shafar 1438/2 November 2016 (MINA) – saudi/">Arab Saudi telah menunjuk Kepala Otoritas Pasar Modal (CMA) Mohammed Al-Jadaan sebagai menteri keuangan baru melalui dekrit kerajaan, menggantikan Ibrahim Al-Assaf yang telah menjabat sejak 1996.

Al-Assaf, 67, menjadi anggota veteran terakhir dari Kabinet untuk tetap berada di pos utama melalui serangkaian perombakan pemerintah setelah Raja Salman berkuasa tahun lalu, termasuk satu menteri pada Mei lalu menggantikan menteri perminyakan yang lama menjabat.

Dia ditugaskan menjadi menteri lain dan tetap berada di kabinet, demikian menurut dekrit kerajaan yang dilaporkan Arab News, Senin (31/10).

Keputusan Senin juga menunjuk kepala baru untuk Komisi Angkutan Umum dan Perusahaan Desalinasi Air, dalam pengolahan air bersih dan pembangkit listrik.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Dekrit Kerajaan Saudi itu juga mengalihkan tanggung jawab untuk perlindungan konsumen dari kementerian perdagangan dan investasi kepada menteri kesehatan, Tawfiq Al-Rabeeah.

Kementerian Keuangan adalah posisi kunci dalam Kerajaan dan perubahan tersebut dimaksudkan untuk mendukung langkah kerajaan dalam restrukturisasi ekonomi akibat turunnya pendapatan dari minyak.

Sebagai Kepala CMA, Al-Jadaan telah mengawasi pelonggaran persyaratan peraturan saudi/">Arab Saudi membuka bursa bagi investor asing selama setahun terakhir.

Sebelum pengangkatannya sebagai Kepala Dewan CMA pada 29 Januari 2015, Al-Jadaan adalah salah satu mitra pendiri Al-Jadaan & Partners Law Firm dan terdaftar di Mitra dan Kamar Dagang Saudi 2004-2014, sebagai pengacara terkemuka di perusahaan dan perbankan di saudi/">Arab Saudi.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Al-Jadaan memiliki pengalaman yang luas dalam memberikan saran tentang semua aspek pasar modal, penataan, mendokumentasikan dan negosiasi pembiayaan proyek internasional yang kompleks dan memberikan nasihat tentang hal-hal korporasi dan komersial, termasuk ekuitas dan penawaran utang umum, merger dan akuisisi, usaha patungan dan perjanjian pemegang saham dan hal yang berkaitan dengan hukum Islam dan keuangan Islam.

Al-Jadaan juga telah mewakili klien korporasi dan komersial sebelum sejumlah pengadilan kunci dan komite peradilan di saudi/">Arab Saudi. Dia juga seorang penasihat khusus dewan direksi di Morgan Stanley saudi/">Arab Saudi.

Al-Assaf akan tetap berada dalam kabinet kerajaan, menerima gelar sarjana seni dalam ilmu ekonomi dan politik dari Universitas Raja Saud, Riyadh, pada tahun 1971.

Dia kemudian memperoleh gelar master seni di bidang ekonomi dari University of Denver pada tahun 1976 dan PhD di bidang ekonomi dari Colorado State University pada tahun 1982.

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Al-Assaf awalnya mengejar karir mengajar, menjadi asisten dosen dan kemudian menjadi dosen di Akademi Militer King Abdulaziz 1971-1983.

Dia diangkat sebagai asisten profesor dan Kepala Departemen Pelayanan Administrasi pada tahun 1982 hingga 1986. Selama periode itu, ia juga menjabat sebagai penasihat ekonomi Dana Saudi untuk Pembangunan.

Setelah meninggalkan akademisi, Al-Assaf pindah ke Washington, DC di mana ia mewakili saudi/">Arab Saudi di Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.

Pada tahun 1986, ia diangkat sebagai direktur eksekutif alternatif di IMF untuk saudi/">Arab Saudi. Kemudian mengambil jabatan direktur eksekutif untuk saudi/">Arab Saudi di Bank Dunia pada 1989.

Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon

Sekembalinya ke saudi/">Arab Saudi pada tahun 1995, beliau menduduki posisi Wakil Gubernur Badan Moneter saudi/">Arab Saudi. Selanjutnya bergabung dengan Dewan Menteri sebagai menteri negara pada bulan Oktober 1995.

Pada bulan Januari 1996, ia ditunjuk sebagai menteri keuangan dan perekonomian nasional, posisi yang berganti nama menjadi menteri keuangan pada tahun 2003. Dia menggantikan Abdul Aziz Abdullah Al-Khuwaiter sebagai menteri keuangan.

Selain menjadi menteri keuangan, Ibrahim adalah anggota dewan direksi dari Saudi Aramco (sejak 1996), Kepala Dana Saudi untuk Pembangunan dan anggota dewan Dana Investasi Publik.

 

Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB

Al-Assaf pekan lalu mengatakan posisi keuangan saudi/">Arab Saudi tetap kuat meskipun tenggelam harga minyak, meskipun ada “tekanan” pada likuiditas perbankan.

“Kami telah mampu mempertahankan posisi yang baik dalam keuangan publik,” kata Al-Assaf.

Ekonomi Saudi Menurun

Sejak 2014, harga minyak dunia jatuh hingga 50%. Kondisi ini mengharuskan saudi/">Arab Saudi cepat-cepat meninggalkan ketergantungannya terhadap minyak. Kondisi keuangan saudi/">Arab Saudi menurun.

Baca Juga: Anak-Anak Gaza yang Sakit Dirujuk ke Yordania

Eksportir minyak terbesar dunia ini memperkirakan, anggaran negaranya di tahun ini akan defisit US$ 87 miliar. Kondisi ini membuat saudi/">Arab Saudi melakukan penghematan, termasuk memangkas subsidi, dan mengurangi gaji para menteri, serta menunda sejumlah proyek-proyek pembangunan.

Awal tahun ini, Pangeran Mohammed bin Salman yang mengepalai ekonomi kerajaan, mengumumkan sejumlah rencana di bidang ekonomi untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak.

Kondisi defisit yang dialami, membuat Kerajaan saudi/">Arab Saudi untuk pertama kalinya harus menjual surat utang (obligasi) global yang nilainya US$ 17,5 miliar.

Penurunan harga minyak juga membuat cadangan devisa saudi/">Arab Saudi turun menjadi US$ 562 miliar di Agustus 2016, dari US$ 732 miliar di akhir 2014 lalu.

Baca Juga: Israel Bunuh Pejabat Hezbollah Mohamad Afif

Seperti diketahui, pada Januari 2016 lalu, harga minyak sempat turun ke bawah US$ 30/barel, atau tingkat terendahnya dalam 10 tahun terakhir. Di pertengahan 2014, harga mnyak masih di atas US$ 100/barel. (T/R05/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Hezbollah Serang Pangkalan Utama Militer Israel di Tel Aviv

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Dunia Islam
Indonesia
Internasional