Jakarta, 28 Rajab 1438/25 April 2017 (MINA) – Perkembangan kemajuan teknologi saat ini dinilai bisa mengurangi kesenjangan masyarakat miskin di Indonesia. Kompetisi kepemilikan data saat ini mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi.
Demikian disampaikan Ketua Kelompok Kerja Satu Desa Satu BMT (Pokja SDSB) ICMI Aries Muftie dalam keterangannya yang diterima Kantor Berita Islam MINA, Selasa (25/4).
“Sekarang ini bukan lagi abad digital dan Internet lagi, akan tetapi abad data. Siapa yang memiliki data maka dia jadi pemenangnya. Teknologi data ini bisa mengurangi kesenjangan masyarakat miskin,” kata Aries.
Arief menjelaskan, dikenal ada istilah pemburu rente yaitu kelompok orang yang memaksakan informasi sehingga tidak seimbang.
Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik
Aries mencotohkan, beberapa waktu lalu di Blitar, Jawa Timur, ada persoalan yang dialami para peternak ayam dan telur ayam. Persoalan tersebut hingga membuat para peternak berunjuk rasa.
“Persoalannya sebab mereka jadi rugi. Mereka mendapat pakan di atas Rp 14.500-15.000 tapi dijualnya Rp 13.000. Jadi kan membuat peternak itu nombok,” ucap Aries.
Menurut Aries, kejadian seperti di Blitar bisa diselesaikan melalui kecanggihan teknologi. Selain itu, ujar Aries, UMKM di desa dapat memperoleh bantuan dari luar negeri.
“Tentu sistem ekonomi yang menggunakan teknologi ini, Pemerintah Indonesia harus ikut mengatur. Jika tidak nanti yang menikmati hanya mereka yang pandai dan punya teknologi saja dan tidak merata ke masyarakat kelas bawah,” tutur Aries. (L/R02P2)
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)