Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ARMENIA PERINGATI 100 TAHUN PEMBUNUHAN MASSAL 1915

Rudi Hendrik - Sabtu, 25 April 2015 - 05:59 WIB

Sabtu, 25 April 2015 - 05:59 WIB

456 Views

Yerevan, 6 Rajab 1436/25 April 2015 (MINA) – Bangsa Armenia memperingati seratus tahun pembantaian hingga 1,5 juta orang yang mereka duga dilakukan oleh pasukan Kekaisaran Ottoman pada 1915.

Para pemimpin dunia yang hadir dalam peringatan Jumat (24/4) di puncak bukit ibukota Yerevan, mengheningkan cipta selama satu menit, Al Jazeera yang dikutip Presiden Armenia Serzh Sarkisian dan Ibu Negara Rita Sarkisian bergabung bersama pemimpin Perancis dan Rusia.

“Pengakuan genosida adalah kemenangan hati nurani manusia dan keadilan terhadap intoleransi dan kebencian,” kata Presiden Sarkisian selama peringatan.

Dalam pidatonya di upacara yang sama, Presiden Prancis Francois Hollande mendesak Turki modern untuk mengakhiri penolakannya dalam mengakui pembantaian tersebut sebagai “genosida”.

Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang

Hollande mengatakan kepada hadirin yang juga termasuk di dalamnya para pemimpin Siprus, Serbia dan delegasi dari sekitar 60 negara, sebuah undang-undang yang diadopsi oleh Perancis pada 2001 tentang pengakuan pembunuhan itu sebagai genosida adalah “tindakan kebenaran”.

Presiden Vladimir Putin pada bagiannya mengatakan, Rusia berdiri bahu-membahu bersama mantan Soviet Armenia dan masih menjadi sekutu dekat Moskow di wilayah tersebut.

Dengan menyepakati penggunaan istilah “genosida” atas peristiwa April 1915, parlemen di Jerman, mitra dagang terbesar Turki di Uni Eropa, mempertaruhkan retaknya hubungan diplomatik dengan Turki dan mengganggu kenyamanan banyak warga etnis Turki.

Peringatan tahunan 24 April, mengenang hari ketika sekitar 250 intelektual Armenia ditangkap oleh pemerintah Ottoman, peristiwa yang dianggap sebagai langkah awal dari pembantaian terhadap etnis Armenia yang saat itu berada dalam naungan Kekhalifahan Turki Utsmani.

Baca Juga: Badai Salju Terjang Eropa Barat

Namun Turki modern, penerus Kekaisaran Ottoman, dengan keras menolak tuduhan itu dengan mengatakan korban yang tewas adalah korban perang saudara dan kerusuhan Perang Dunia I.

Di hari yang sama di Istanbul, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan,  ia memahami apa yang bangsa Armenia lalui.

“Anda (bangsa Armenia) harus tahu, pintu hati kami terbuka untuk cucu dari semua Ottoman Armenia,” katanya dalam pesan yang dibacakan di acara keagamaan di Patriarki Armenia.

Di ibukota Iran Teheran, ribuan warga Iran etnis Armenia berkumpul di Katedral St. Sarkis untuk memperingati acara tersebut.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Turki telah mengatakan, 300.000 orang tewas, namun sebagian besar karena perang dan kelaparan. Turki dengan tegas menolak penggunaan istilah “genosida”.

Pada Rabu, Turki memanggil pulang duta besarnya untuk Austria, menanggapi keputusan legislator Austria yang mengklaim pembantaian 1915 itu sebagai “genosida”. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Palestina
Palestina
Dunia Islam