Brussel,, 2 Rabi’ul Akhir 1437/12 Januari 2016 (MINA) – Jumlah pengungsi yang menyeberangi Laut Aegea dari Turki ke anggota Uni Eropa, Yunani, masih “terlalu tinggi”, meskipun ada kesepakatan pada November lalu dengan Ankara yang bertujuan untuk membatasi aliran pengungsi, wakil presiden pertama Uni Eropa mengatakan, Senin.
“Jumlahnya masih terlalu tinggi di Yunani, antara 2.000-3.000 orang (tiba) setiap hari. Kita tidak bisa puas dengan hal ini,” kata Frans Timmermans kepada para wartawan setelah pembicaraan dengan Menteri Urusan Uni Eropa Turki, Volkan Bozkir, di Ankara.
Berdasarkan rencana aksi yang disepakati pada November, para pemimpin Uni Eropa menjanjikan tiga miliar euro ($ 32 dollar) bantuan untuk 2,2 juta pengungsi Suriah yang ditampung di Turki, sebagai imbalan kesediaan Ankara untuk mengurangi arus pengungsi.
Akibat tekanan dari para pemilih di negara masing-masing, para pemimpin Uni Eropa ingin mengurangi jumlah pendatang ke Uni Eropa setelah lebih dari satu juta pengungsi mencapai Eropa pada 2015.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Namun hingga sejauh ini tidak ada tanda-tanda penurunan yang signifikan dalam jumlah pengungsi dari Suriah, Afghanistan dan negara-negara bermasalah lainnya yang melakukan penyeberangan berbahaya dengan perahu karet dari pantai barat Turki ke Yunani.
Dalam tragedi terbaru, otoritas Turki pekan lalu menemukan sedikitnya 36 mayat pengungsi, termasuk beberapa anak, terbawa ombak ke pantai dan mengambang di lepas pantai barat Turki setelah kapal mereka tenggelam.
“Saya percaya kita perlu mempercepat pekerjaan kita agar berbagai proyek dapat segera dilaksanakan,” kata Timmermans.
“Saya juga mengatakan kepada menteri tersebut bahwa kita perlu sangat eksplisit pada elemen dari rencana aksi yang telah dilaksanakan dan apa yang masih perlu kita kukan.”.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan pekan lalu pihaknya memperkirakan bahwa dalam tiga hari pertama 2016 saja lebih dari 5.000 pengungsi ke Yunani meskipun musim dingin telah tiba.
Namun, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan dalam sebuah pidato penting bahwa Eropa bangun terlalu terlambat untuk menyadar keparahan krisis pengungsi.
“Sayangnya masyarakat internasional mendengar peringatan kita tentang krisis migrasi sangat terlambat,” kata Cavusoglu dalam pertemuan dengan para duta besar Turki di Ankara.
“Mereka hanya mengerti betapa seriusnya masalah ini ketika tubuh kecil Aylan terdampar di salah satu pantai kami dan gelombang demi gelombang pengungsi datang ke pintu mereka.”
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Foto-foto pengungsi Suriah berusia tiga tahun, Aylan Kurdi, berbaring tertelungkup di pantai Turki pada September 2015 mendorong Eropa melakukan tindakan yang lebih besar atas krisis pengungsi. (T/P002/R07)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza