Baghdad, MINA – Amerika Serikat akan mengembalikan ke Irak sekitar 17.000 harta arkeologi yang berusia 4.000 tahun, yang telah dijarah dalam beberapa dekade terakhir.
Kementerian Kebudayaan Irak di Baghdad pada Rabu (28/7) mengatakan, itu adalah sebuah restitusi yang “belum pernah terjadi sebelumnya,” Nahar Net melaporkan.
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhemi akan membawa pulang artefak dari Mesopotamia kuno dengan pesawatnya, ketika dia kembali pada Kamis (29/7) dari Washington di mana dia bertemu dengan Presiden AS Joe Biden.
“Ini adalah pengembalian barang antik terbesar ke Irak,” kata Menteri Kebudayaan Irak Hassan Nazim.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Ia memujinya sebagai “hasil upaya berbulan-bulan oleh pihak berwenang Irak dengan kedutaan di Washington”.
Sebagian besar barang kuno itu berasal dari “pertukaran komersial selama periode Sumeria”, kata Kementerian dalam sebuah pernyataannya.
irak/">Barang antik Irak telah dijarah secara ekstensif selama beberapa dekade perang dan pemberontakan, seringkali oleh kelompok kejahatan terorganisir, sejak invasi pimpinan AS tahun 2003 yang menggulingkan Saddam Hussein.
“Tidak mungkin untuk menghitung jumlah potongan yang telah dicuri dari situs arkeologi,” kata Qahtan al-Obaid, Direktur Barang Antik dan Warisan di Museum Basra.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Situs arkeologi di seluruh negeri telah rusak parah dan terabaikan. Museum telah dijarah, dengan sekitar 15.000 buah dicuri dari satu-satunya museum nasional Irak di Baghdad.
“Saya berharap dalam waktu dekat kami dapat memulihkan sisa barang kami, terutama di Eropa,” kata Nazim dalam pernyataannya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata