Washington, 1 Sya’ban 1437/8 Mei 2016 (MINA) – Untuk pertama kalinya Pentagon Amerika Serikat (AS) mengakui telah mengerahkan pasukan ke Yaman yang sudah lebih satu tahun dilanda perang.
Juru bicara Pentagon Jeff Davis pada Jumat lalu mengatakan, militer AS telah meningkatkan serangan udara terhadap para pejuang Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) yang dianggap mengambil keuntungan di masa kosongnya keamanan di Yaman, demikian Al-Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) pada Ahad (8/5).
Davis mengatakan, sebuah “jumlah yang sangat kecil” dari personil militer AS telah bekerja di “lokasi tetap” bersama pasukan Yaman dan koalisi pimpinan Arab Saudi – terutama Uni Emirat Arab – dalam beberapa pekan terakhir di sekitar Mukalla, sebuah kota pelabuhan direbut oleh AQAP sejak tahun lalu.
Dia mengatakan, pasukan AS membantu Emirat dengan “dukungan intelijen”, tapi Davis menolak mengatakan apakah mereka pasukan operasi khusus atau bukan.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Pengerahan pasukan itu dilakukan setelah lebih dari satu tahun AS menarik diri dari Yaman ketika koalisi pimpinan Arab Saudi melakukan intervensi militer di negara tetangganya tersebut.
Pejuang AQAP dilaporkan telah menarik diri dari Mukalla dan daerah pesisir lainnya, karena serangan pemerintah.
Amerika Serikat juga menawarkan berbagai bantuan kepada mitranya di Yaman, termasuk kemampuan pengisian bahan bakar pesawat di udara, pengawasan, perencanaan, keamanan maritim dan bantuan medis.
Pentagon sebelumnya memiliki lebih dari 100 personil pasukan operasi khusus yang menjadi penasehat tentara di Yaman, tapi kemudian ditarik keluar pada awal tahun lalu.
Baca Juga: Kedubes Turkiye di Damaskus Kembali Beroperasi setelah Jeda 12 Tahun
Angkatan Laut AS juga menempatkan beberapa kapal di dekat Yaman, termasuk sebuah kapal serbu amfibi yang disebut USS Boxer dan dua kapal perusak.
“Kami telah melakukan empat serangan terorisme terhadap AQAP sejak 23 April yang menewaskan 10 anggota Al-Qaeda dan melukai yang lain,” kata Davis.
AS secara berkala menargetkan AQAP di Yaman, termasuk serangan pada bulan Maret di sebuah kamp pelatihan yang menewaskan lebih dari 70 pejuang.
AQAP sendiri sebelumnya mengaku bertanggungjawab atas serangan tahun lalu di Paris pada staf majalah satir Charlie Hebdo yang menghina Nabi Muhammad.
Baca Juga: UNICEF Serukan Aksi Global Hentikan Pertumpahan Darah Anak-Anak Gaza
Konflik Yaman telah menewaskan lebih dari 6.400 orang dan menciptakan pengungsi 2,8 juta sejak Maret tahun lalu. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata