Washington, 11 Sya’ban 1434/20 Juni 2013 (MINA) – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa AS belum menjadwalkan pembicaraan damai dengan Taliban, setelah muncul laporan bahwa dialog dengan kelompok Afghanistan bisa dimulai pekan ini di ibukota Qatar, Doha.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
“Laporan dari jadwal pertemuan tidak akurat,” kata juru bicara Jen Psaki kepada wartawan di Washington, Rabu (19/6). “Washington tidak pernah dikonfirmasi setiap pertemuan tertentu.”
“Kita sekarang dalam tahap konsultasi dengan para pemimpin Afghanistan dan Dewan Tinggi Perdamaian tentang bagaimana untuk maju.”
Psaki menegaskan bahwa utusan khusus AS James Dobbins tidak meninggalkan Washington pada hari Selasa karena rencana untuk dialog, Aljazeera melaporkan yang dikutip Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency ).
Tanggapan ini muncul sehari setelah AS mengumumkan akan melakukan perundingan langsung dengan Taliban ketika sayap politik kelompok bersenjata itu membuka kantor di ibukota Qatar.
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
Sebelumnya di hari yang sama, Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengatakan bahwa pemerintah Afghanistan tidak akan berpartisipasi dalam pembicaraan damai dengan kelompok Taliban kecuali Afghanistan memiliki kepemimpinan penuh dalam proses perdamaian, Khaama Press melaporkan.
Kelompok Taliban pada Selasa secara resmi membuka kantor politik di Qatar tanpa adanya pejabat pemerintah Afghanistan.
Pernyataan Istana Kepresidenan itu lebih lanjut menambahkan bahwa keputusan itu diambil selama pertemuan yang dihadiri oleh mantan pemimpin Mujahidin, tokoh politik dan anggota eksekutif Dewan Perdamaian Afhganistan.
Pembicaraan AS-Afghanistan ditangguhkan
Presiden Afghanistan yang telah memimpin pemerintah Afghanistan dan didukung AS sejak invasi pimpinan AS yang di bangun dari serangan 11 September, menentang pembicaraan bilateral AS-Taliban.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Pada hari Rabu, Karzai menangguhkan pembicaraan Afghanistan-AS yang sedang berlangsung terpisah, yang membahas kesepakatan untuk memungkinkan Washington mempertahankan tentaranya di Afghanistan setelah misi tempur NATO berakhir tahun depan.
Hal ini membuat AS menyebutnya sebagai pernyataan dan tindakan yang tidak konsisten atas proses perdamaian.
Kata para pejabat, barisan yang berpusat di kantor Taliban menamakan dirinya “Emirat Islam Afghanistan” (Islamic Emirate Of Afghanistan), nama resmi pemerintah Afghanistan era 1996-2001 dan menggambarkan dirinya sebagai negara di pengasingan.
Psaki bersikeras bahwa AS tidak mengenal nama Emirat Islam Afghanistan, dan dia menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah melakukan dua panggilan telepon dalam 24 jam kepada Karzai. (T/P09).
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Mi’raj News Agency (MINA).