Washington, MINA – Gedung Putih AS telah berbohong dengan menyatakan bahwa aliran barang komersial dan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza telah melonjak sejak gencatan senjata berlaku pada awal Oktober. Namun, Kantor Media Pemerintah Gaza dan kelompok-kelompok bantuan membantah dengan menunjukkan fakta yang sebenarnya di lapangan.
Dilansir dari Quds News Network (QNN), Juru Bicara Gedung Putih, Dylan Johnson, mengatakan kepada Al Jazeera pada Ahad (9/11), hampir 15.000 truk yang membawa barang komersial dan bantuan kemanusiaan telah memasuki Gaza sejak 10 Oktober, dengan rata-rata 674 truk setiap hari.
Petugas kemanusiaan “telah menjangkau lebih dari satu juta orang dengan paket makanan rumah tangga sejak 10 Oktober”, sementara produksi makanan di Gaza telah meningkat 82 persen sejak akhir September, klaimnya.
“Amerika Serikat memimpin upaya bersejarah untuk memenuhi kebutuhan kritis warga Gaza saat ini,” kata Johnson. Ia menegaskan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump berkomitmen untuk memperlakukan warga Palestina “dengan bermartabat dan hormat”.
Baca Juga: Relawan MER-C dr. Anthon Tangani Operasi Bedah Mulut di RS Baptis Gaza
“Ada kemajuan besar, tetapi masih banyak yang harus dilakukan. Ini baru permulaan,” ujarnya.
Namun, Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan pada Kamis (7/11) sebelumnya bahwa sejak dimulainya gencatan senjata, hanya 28 persen dari jumlah truk bantuan yang disepakati yang telah diizinkan masuk, dengan total 4.453 kendaraan, jauh di bawah 15.600 yang dijanjikan, atau setara dengan 171 truk per hari.
“Jumlah terbatas ini jauh di bawah ambang batas kemanusiaan minimum,” kata Kantor tersebut, yang menyerukan agar setidaknya 600 truk segera didatangkan setiap hari untuk menyediakan pasokan penting seperti makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan gas untuk memasak.
Kantor tersebut juga menuduh Israel melakukan “kelaparan yang direkayasa,” dengan mengatakan bahwa Israel telah melarang lebih dari 350 bahan makanan pokok, termasuk telur, daging, keju, sayuran, dan suplemen gizi. Israel hanya mengizinkan produk-produk bernilai rendah seperti minuman ringan, cokelat, dan keripik yang dijual dengan harga yang melambung.
Baca Juga: WHO: 16.000 Pasien di Gaza Menunggu Evakuasi ke Luar Negeri
“Ini membuktikan bahwa pendudukan sengaja menerapkan kebijakan manipulasi pangan sebagai senjata terhadap warga sipil,” kata Kantor tersebut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Dua Warga Sipil Syahid dalam Serangan Drone Israel di Gaza Selatan
















Mina Indonesia
Mina Arabic