Washington, 3 Syawal 1434/10 Agustus 2013 (MINA) – Amerika Serikat (AS) membuka kembali semua kedutaannya yang ditutup pada Ahad besok (11/8), kecuali di Yaman, setelah AS menilai ulang ancaman dari pejuang Al-Qaeda.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki mengatakan Washington juga akan menjaga konsulat di kota Pakistan Lahore yang ditutup, setelah menarik keluar staf pada Kamis (8/8).
Amerika Serikat telah menutup lusinan kedutaan dan konsulatnya sejak 4 Agustus lalu setelah laporan penyadapan intelijen terhadap rencana penyeranag oleh Al-Qaeda, Modern Ghana melaporkan yang dikutip MINA (Mi’raj News Agency), Sabtu (10/8).
Penutupan mempengaruhi hampir semua dunia Arab dan akhirnya meluas mencakup bagian Afrika sub-Sahara.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Psaki mengatakan bahwa 18 dari 19 kedutaan dan konsulat tunduk pada penutupan selama sepekan dan akan dibuka kembali pada Ahad (11/8) dan hari kerja di sebagian besar negara-negara mayoritas Muslim.
“Kedutaan kami di Sanaa, Yaman, akan tetap ditutup karena kekhawatiran yang sedang berlangsung tentang ancaman yang menunjukkan potensi serangan yang berasal dari Al-Qaeda di Semenanjung Arab,” kata Psaki.
“Konsulat kami di Lahore, Pakistan, yang ditutup karena ancaman kredibel terpisah untuk fasilitas itu, juga akan tetap ditutup,” ujarnya. Psaki mengatakan, AS akan terus memantau ancaman di Sanaa dan Lahore karena harus memutuskan kapan akan membuka kembali perwakilan.
Presiden AS, Barack Obama berbicara pada konferensi pers Jumat (9/8) mengatakan bahwa Amerika Serikat sedang berusaha untuk memperkuat kapasitas negara guna melawan cabang lokal Al-Qaeda.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Obama menunjuk bahaya Al-Qaeda di Semenanjung Arab, sebuah unit dari kelompok tersebut yang efektif mengendalikan bagian Yaman.
Pekan lalu, Obama bertemu dengan Presiden Yaman, Abdrabuh Mansur Hadi di Gedung Putih dan memujinya karena kerja sama dengan AS untuk melawan Al-Qaeda.
Setidaknya, 12 tersangka militan Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) tewas dalam tiga serangan pesawat tak berawak yang terpisah di Yaman pada Kamis lalu.
Wall Street Journal mengutip seorang pejabat AS tidak ingin disebut namanya mengatakan bahwa pemimpin AQAP, Nasser al-Wuhayshi, mendalangi plot yang memicu peringatan global.
Baca Juga: Israel Caplok Golan, PBB Sebut Itu Pelanggaran
Al-Wuhayshi, salah satu dari sejumlah tersangka Al-Qaeda yang kabur dari penjara di Yaman pada 2006, telah dikaitkan dengan serangan 2008 terhadap kedubes AS di Sanaa.
Pemerintahan Obama memilih untuk menutup kedutaan pekan lalu setelah menghadapi kritik di negaranya atas kematian empat diplomat, termasuk Duta Besar Chris Stevens, dalam serangan di konsulat AS di Benghazi, Libya. (T/P09/P02).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza