Washington, MINA – Badan-badan intelijen Amerika Serikat (AS) mengatakan, Rusia mungkin mengirim rudal antikapal canggih ke kelompok Houthi di Yaman sebagai pembalasan atas dukungan Washington terhadap Ukraina, The Wall Street Journal melaporkan pada Jumat (19/7) yang mengutip para pejabat AS.
Menurut surat kabar tersebut, Washington bekerja di belakang layar untuk menghentikan transfer senjata.
Sementara itu, Kepala Komando Pusat AS Erik Kurilla dikatakan memperingatkan bahwa operasi pimpinan AS “gagal” dalam mencegah serangan Houthi di Laut Merah.
Dalam surat rahasia kepada Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Kurilla dilaporkan menyerukan potensi tindakan militer yang lebih kuat dan pendekatan “seluruh pemerintah” yang akan meningkatkan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Houthi.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
AS dan negara-negara lain, terutama Inggris, telah melakukan serangan udara besar-besaran terhadap sasaran Houthi di Yaman dalam upaya mencegah serangan negara Arab itu terhadap kapal dagang di Laut Merah.
Middle East Eye melaporkan pada bulan Juni bahwa Arab Saudi telah membujuk Rusia untuk tidak menyediakan rudal jelajah antikapal kepada Houthi. Namun, badan intelijen AS menilai bahwa Moskow justru memperbarui upayanya mempersenjatai kelompok Houthi, setelah Gedung Putih menyetujui penggunaan senjata buatan AS oleh Ukraina untuk menyerang sasaran di wilayah Rusia.
Namun, The Wall Street Journal menambahkan bahwa sifat intelijen tersebut masih belum jelas.
Surat kabar itu mengatakan, Gedung Putih melakukan upaya diplomatik melalui negara ketiga untuk menghalangi Rusia melakukan transfer senjata. []
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Mi’raj News Agency (MINA)