AS dan Turki Tidak Saling Dukung dalam Operasi Lawan ISIS

Baghdad, 18 Shafar 1438/18 November 2016 (MINA) – Koalisi pimpinan (AS) saat melakukan serangan udara terhadap basis Islamic State (ISIS) di Suriah, tidak didukung oleh pasukan oposisi dan Suriah untuk merebut kembali kota Al-Bab di utara.

Pentagon mengatakan bahwa Pemerintah Turki mendukung oposisi yang membentuk operasi “Efrat Shield” tanpa dukungan serangan udara koalisi karena inisiatif diluncurkan “mandiri”, tanpa persetujuan AS.

“Itu keputusan nasional yang telah mereka buat,” kata juru bicara koalisi melawan ISIS, Kolonel AS John Dorrian yang berbicara dari Baghdad dalam konferensi video dengan wartawan, Rabu (16/11). Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.

Dorrian menambahkan bahwa AS telah menarik beberapa prajurit pasukan khususnya dari pasukan Turki dan sekutunya, karena Turki bergerak secara independen.

Kurangnya dukungan koalisi terhadap gerakan Turki untuk merebut kota Al-Bab yang dikuasai ISIS, mengilustrasikan semakin tegangnya hubungan antara Washington dan Ankara.

Al-Bab terletak sekitar 30 kilometer dari perbatasan Turki.

Sebelumnya, ketegangan hubungan kedua negara telah diperburuk oleh penolakan AS untuk mengekstradisi ulama kontroversial Fethullah Gulen yang dituding mendalangi kudeta gagal 15 Juli di Turki.

Pemerintah Turki juga telah marah dengan keputusan Washington yang memasok senjata untuk kelompok bersenjata Kurdi, Pasukan Demokratik Suriah (SDF), dan mempercayai mereka memimpin serangan yang menentukan terhadap ibu kota de facto ISIS, Raqqa.

Ankara memandang SDF setara dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang telah melakukan perang melawan negara Turki sejak tahun 1980-an. PKK telah dicap sebagai organisasi teroris oleh Turki, Uni Eropa dan Amerika Serikat. (T/P001/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.