Doha, MINA – Amerika Serikat (AS) terus mendesak empat negara untuk mengakhiri boikot terhadap Qatar, bahkan setelah Emir Kuwait yang memimpin pembicaraan damai untuk menyelesaikan perselisihan itu menjalani rawat inap.
Seruan itu disampaikan oleh Perwakilan Khusus AS untuk Iran Brian Hook pada Ahad (26/7), demikian dikutip dari The New Arab.
Hook mengakui tantangan di depan untuk mengakhiri krisis yang menghancurkan Dewan Kerjasama Teluk (GCC), dengan Bahrain, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab bagian dari pemboikot yang menargetkan Qatar sejak Juni 2017.
Mesir juga bergabung memboikot yang membuat negara-negara menutup wilayah udara dan perbatasannya dengan Qatar.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Kuwait dan Oman, dua negara lain di GCC, telah melakukan dialog antara negara-negara sejak itu dengan Emir Kuwait Sheikh Sabah Al Ahmad Al Sabah memimpin upaya-upaya itu.
Sheikh Sabah dirawat di rumah sakit di Kota Kuwait pada 18 Juli, menjalani operasi pada hari berikutnya dan kemudian melakukan perjalanan menggunakan rumah sakit terbang Angkatan Udara C-17 AS ke Rochester, Minnesota, Amerika Serikat.
Pemerintah Kuwait belum mengatakan sebab sakit penguasa berusia 91 tahun itu.
“Harapan saya adalah bahwa peran yang dimainkan Kuwait akan terus berlanjut,” kata Hook kepada wartawan pada panggilan konferensi setelah bertemu para pejabat Qatar di Doha.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Amir berada di Klinik Mayo. Seperti yang saya katakan, Amerika Serikat sangat berharap dan berdoa untuk kesehatannya yang membaik,” tambahnya. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata