Washington DC, MINA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden disebut kewalahan menekan Israel terkait agresinya ke Jalur Gaza, Palestina.
Analis dari lembaga think tank Quincy Institute for Responsible Statecraft, Trita Parsi, menilai Biden telah “kehilangan kendali” atas pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu soal operasi militer mereka ke Palestina.
Namun, Parsi menilai Biden tak bisa banyak berbuat banyak untuk mengendalikan Israel soal ini lantaran AS enggan berkonflik dengan sekutu dekatnya itu di Timur Tengah.
“Mereka (AS) keberatan dengan banyak aspek yang dilakukan pemerintah Netanyahu (di Gaza). Namun, mereka tak mau memberikan tekanan nyata ke Israel untuk mematuhi persyaratan yang ditetapkan Washington,” kata Paris kepada Al Jazeera, Jumat (1/12).
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Di awal Agresi Israel ke Gaza berlangsung pasca serangan milisi Hamas pada 7 Oktober lalu, AS lantang mendukung Tel Aviv. AS bahkan berulang kali menegaskan Israel berhak melawan sebagai bentuk pertahanan diri atas serangan Hamas.
Namun, respons Israel atas serangan Hamas semakin brutal. Agresi Israel bahkan tidak hanya menyasar Jalur Gaza, wilayah Palestina yang dikuasai Hamas, tapi juga meluas hingga ke Tepi Barat.
Israel bahkan tak segan menggempur permukiman warga, kamp pengungsi, sekolah, hingga rumah sakit di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Rumah Sakit Al Shifa dan Rumah Sakit Indonesia di utara Gaza bahkan sempat dikepung bombardir Israel hingga menewaskan banyak orang termasuk petugas medis, dokter, hingga pasien.
Hingga kini, agresi Israel ke Palestina sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan lebih dari 15 ribu orang, termasuk lebih dari 6 ribu anak-anak dan 4 ribu perempuan.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Jumlah korban tewas Agresi Israel ke Palestina selama hampir dua bulan ini bahkan telah melampaui jumlah korban meninggal dunia akibat invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak Februari 2022 lalu.
Akibat tekanan komunitas internasional bahkan dari dalam negeri sendiri, AS belakangan mulai sedikit mempertegas sikapnya atas Israel. Biden mulai getol mewanti-wanti Israel untuk melindungi warga sipil di Gaza, namun tetap menolak gencatan senjata.
Paris menilai nada tinggi itu AS ini belum tentu bisa membuat Gedung Putih bisa mengendalikan Israel dengan mudah.
“Menurut saya, itu belum tentu karena ada keberatan yang jelas dari pihak pemerintahan Biden sendiri,” ungkap dia.
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel
Kemarahan Biden, lanjut dia, justru karena tekanan internasional terhadap AS selaku pendukung penuh Israel.
Di sisi lain, tekanan domestik terhadap pemerintah AS juga meningkat. Beberapa waktu lalu, sejumlah staf Senat Negeri Paman Sam demo menuntut stop perang di Gaza dan gencatan senjata permanen.
Ribuan warga AS juga turun ke jalan untuk mendukung Palestina. Mereka dan sejumlah staf senat itu murka agresi Israel di Gaza terus berlanjut.
AS merupakan pendukung kuat Israel. Mereka tak segan menggelontorkan puluhan miliar dolar untuk negara Zionis itu.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
Para pengamat menilai kekejaman Israel di Palestina karena mendapat ‘lampu hijau’ dari AS.
Komunitas internasional juga berulang kali meminta AS untuk membujuk Israel menghentikan agresi dan menerapkan gencatan senjata permanen karena korban tewas kian naik.(T/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah