Laut Cina Selatan, MINA – Dua kapal induk AS melakukan latihan di Laut Cina Selatan yang disengketakan pada Sabtu (4/7), sementara Cina juga melakukan manuver yang telah dikritik oleh Pentagon dan negara-negara tetangga.
Kapal induk USS Nimitz dan USS Ronald Reagan melakukan operasi dan latihan di Laut Cina Selatan “untuk mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata pernyataan Angkatan Laut AS, demikian dikutip dari Al Jazeera.
Tidak disebutkan secara persis di mana latihan itu dilakukan di Laut Cina Selatan, yang membentang sejauh 1.500 km (900 mil) dan 90 persen di antaranya diklaim oleh Tiongkok meskipun ada protes dari negara tetangganya.
“Tujuannya adalah untuk menunjukkan sinyal yang jelas kepada mitra dan sekutu kami bahwa kami berkomitmen terhadap keamanan dan stabilitas regional,” kata Laksamana Muda George M Wikoff seperti dikutip oleh Wall Street Journal, yang pertama kali melaporkan latihan tersebut.
Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia
Cina dan AS menuduh satu sama lain memicu ketegangan di jalur air strategis itu pada saat hubungan yang tegang atas segala hal, mulai dari virus corona hingga perdagangan ke Hong Kong.
Wikoff, komandan kelompok serang yang dipimpin oleh USS Ronald Reagan, mengatakan, latihan itu bukan tanggapan terhadap yang dilakukan oleh China yang dikritik Pentagon pekan ini.
Namun, China menolak kritik AS atas latihannya pada hari Jumat dan menyarankan Amerika Serikat yang harus disalahkan karena meningkatnya ketegangan.
Operator AS telah lama melakukan latihan di Pasifik Barat, termasuk di Laut Cina Selatan. Pada satu titik baru-baru ini, Amerika Serikat memiliki tiga kapal induk di wilayah tersebut.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
Cina mengumumkan pekan lalu bahwa mereka telah merencanakan lima hari latihan mulai 1 Juli di dekat Kepulauan Paracel, yang diklaim oleh Vietnam dan Cina.
Vietnam dan Filipina juga mengkritik rencana latihan Cina, memperingatkan mereka bisa membuat ketegangan di kawasan itu dan berdampak pada hubungan Beijing dengan tetangganya.
Sementara Amerika Serikat menuduh Cina berusaha mengintimidasi tetangga-tetangga Asia yang mungkin ingin mengeksploitasi cadangan minyak dan gasnya yang luas. Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga mengklaim bagian dari Laut Cina Selatan, yang dilalui sekitar $ 3 triliun perdagangan setiap tahun. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina