Washington, MINA – Amerika Serikat (AS), Inggris dan Perancis melakukan gelombang serangan terhadap Pemerintahan Suriah pimpinan Presiden Bashar Al-Assad pada Sabtu (14/4), awal pelaksanaan dari ancaman Presiden AS Donald Trump sebelumnya.
Serangan itu merupakan tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia terhadap warga sipil yang dipersalahkan kepada Damaskus dan sekutunya, Rusia dan Iran, demikian The New Arab melaporkan.
Ketika Trump memulai sebuah pidato di Gedung Putih untuk mengumumkan tindakan tersebut, ledakan terdengar di ibu kota Suriah, Damaskus, menandakan babak baru dalam perang saudara yang sudah tujuh tahun berlangsung.
Koresponden AFP melaporkan dari Damaskus, beberapa ledakan berturut-turut terdengar pada pukul 04.00 pagi waktu Suriah, diikuti oleh suara pesawat di atasnya. Asap bisa terlihat membumbung dari sisi utara dan timur ibu kota.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Beberapa waktu yang lalu, saya memerintahkan pasukan bersenjata Amerika Serikat untuk meluncurkan serangan presisi pada target yang terkait dengan kemampuan senjata kimia diktator Suriah Bashar Al-Assad,” kata Trump dalam pidatonya.
“Sebuah operasi gabungan bersama angkatan bersenjata Perancis dan Inggris sekarang sedang berlangsung. Kami berterima kasih kepada mereka berdua,” tambah Trump. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza