New York, 12 Jumadil Awwal 1436/3 Maret 2015 (MINA) – Amerika Serikat (AS) dan Israel telah menghentikan kerjasama intelijen untuk program nuklir Iran, akibat keduanya bersitegang dan saling beda pendapat, Channel 10 melaporkan.
Pemberhentian kerjasama tersebut terjadi di tengah ketegangan hubungan antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Barack Obama tentang persoalan nuklir Iran.
Media JPost edisi Senin (2/3) menyebutkan, seperti dikutip Mi’raj Islam News Agency (MINA), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menungkapkan perbedaan itu saat memberikan pidato Kongres AS.
Padahal selama ini kerjasama intelijen antara kedua negara itu telah membantu Badan Energi Atom Internasional PBB IAEA (The International Atomic Energy Agency) mengumpulkan informasi laporan tentang program nuklir Iran masa lalu.
Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut
Laporan-laporan serupa menunjukkan IAEA membantu meyakinkan masyarakat internasional untuk mendukung sanksi terhadap Iran atas program nuklirnya.
Gedung Putih dalam percakapan tertutup menyatakan kekhawatiran bahwa Netanyahu akan mengungkapkan rincian rahasia pembicaraan dengan Iran dalam pidatonya kepada Kongres hari Selasa ini.
Sbelumnya, komentar Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada Ahad (1/3) tampaknya bertentangan dengan apa yang selama ini disepakati.
“Hubungan keamanan Israel-AS saat ini jauh lebih kuat dari pada sebelumnya dalam sejarah dua-negara,” ujar Kerry dalam wawancara dengan radio ABC.
Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York
Sementara, dalam pidatonya di Konferensi Kebijakan Kelompok Lobi AS, AIPAC (The American Israel Public Affairs Committee) di Washington, Senin (2/4), Netanyahu juga mengatakan, kerjasama keamanan dan intelijen antara AS dan Israel merupakan bukti kedua negara tersebut mempertahankan hubungan yang dekat meskipun ada perbedaan pendapat tentang Iran.
Israel dan AS sendiri secara terbuka berusaha untuk mengurangi ketegangan di antara mereka, Walaupun Gedung Putih telah menyebut kunjungan Netanyahu ke Washington sebagai sirkus, sehingga pemerintahan Obama tidak ingin melanjutkan hubungan intelejennya dengan Israel.
Laporan mengungkapkan, ternyata kemarahan Obama pada kunjungan Netanyahu ke Kongres AS begitu memuncak. Selain menolak untuk memenuhi permintaan Israel selama tinggal di Washington, Obama sendiri mengancam tidak akan menelepon Netanyahu selama kunjungan ke negaranya.
Namun, Kantor Perdana Menteri Israel menolak untuk mengomentari laporan tersebut. (T/P004/P4)
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Mi’raj Islam News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan