Washington, MINA – Amerika Serikat (AS) pada Rabu (29/7) menjatuhkan sanksi terhadap putra Presiden Suriah Bashar Al-Assad, memperluas upaya untuk memblokir dana bagi Pemerintah Damaskus.
Hafez Al-Assad (18) tidak akan diizinkan untuk bepergian atau memelihara aset di Amerika Serikat, kata Departemen Luar Negeri AS, demikian yang dikutip dari Nahar Net.
Penunjukan itu merupakan bagian dari serangkaian sanksi kedua di bawah Caesar Act, undang-undang AS yang mulai berlaku pada Juni, bertujuan untuk tidak menormalkan rezim Assad bahkan ketika berhasil memenangkan kembali sebagian besar wilayah Suriah setelah perang sembilan tahun.
“Kami akan terus meminta Bashar Al-Assad dan rezimnya bertanggung jawab atas kejahatan mereka,” kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Juga yang terkena sanksi baru adalah pengusaha Suriah Wassim Anwar Al-Qattan, yang terlibat dalam proyek konstruksi utama di Damaskus.
Seorang pejabat senior AS mengatakan, sanksi terhadap satu-satunya anak dewasa mereka dimaksudkan untuk menghentikan Hafez dari menjadi saluran bagi keluarganya di luar negeri.
Hafez Al-Assad sebagian besar menjadi berita utama karena kecintaannya pada matematika. Ia mengambil bagian dalam kompetisi internasional di Brasil dan Rumania.
Pada 2017, ia selesai di posisi ke-528 dari 615 dalam kontes di Rio de Janeiro. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj News Agency (MINA)