Washington, MINA – Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa mengecam keputusan Iran untuk memproduksi logam uranium yang diperkaya dengan kemurnian 20 persen, tetapi AS mengatakan, jendela diplomasi untuk memungkinkan keduanya melanjutkan kepatuhan dalam kesepakatan nuklir 2015 tetap terbuka.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) melaporkan pada Selasa (6/7), Iran bermaksud memperkaya uranium hingga 20 persen, Al Jazeera melaporkan.
Langkah ini membawa Iran selangkah lebih dekat untuk mengembangkan bahan yang dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir.
“Hal ini mengkhawatirkan bahwa Iran memilih untuk meningkatkan non-kinerja komitmen [kesepakatan nuklir], terutama dengan eksperimen yang memiliki nilai untuk penelitian senjata nuklir,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price kepada wartawan.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
“Ini adalah langkah mundur yang tidak menguntungkan bagi Iran, terutama ketika kami sendiri telah menunjukkan niat tulus dan kesediaan kami untuk kembali ke [kesepakatan],” katanya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata