Washington, 11 Rajab 1437/19 April 2016 (MINA) – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Ashton Carter, mengatakan, Senin (18/4), pihaknya akan mengerahkan pasukan tambahan ke Irak dan mengirimkan helikopter tempur Apache yang tersedia untuk mendukung pasukan negara itu.
“Kami akan membawa pasukan tambahan,” kata Carter di Baghdad, Senin kemarin. Ia menambahkan, Apache akan mendukung upaya Irak untuk merebut kembali kota kedua Irak Mosul dari kelompok ekstremis ISIS.
Sebagaimana laporan World Bulletin yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan, sekitar 200 tambahan personil militer AS akan dikerahkan, mendorong total angka terakhir 4.000 pasukan ke kawasan tersebut.
AS memimpin sebuah koalisi internasional untuk melakukan serangan terhadap ISIS dan juga memberikan pelatihan serta bantuan lainnya kepada pasukan yang memerangi kelompok ekstrimis di Irak dan negara tetangganya Suriah.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Pemboman militer AS terhadap ISIS dilakukan sejak Agustus 2014, tetapi sebagian besar serangan yang dilakukan oleh pesawat tempur atau pesawat tanpa awak (drone).
Carter tiba di Baghdad dari Uni Emirat Arab, yang pertama kali berkunjung dalam tur Teluk di mana ia akan berusaha untuk menopang dukungan bagi Irak.
ISIS menyerbu daerah yang luas di utara dan barat Baghdad pada 2014.
Sementara sebagian besar pasukan AS di Irak memainkan peran sebagai penasehat dan dukungan, Washington juga telah dikirim dalam pasukan khusus untuk melaksanakan identifikasi terhadap ISIS.
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Pasukan AS telah dikerahkan untuk memberikan dukungan artileri terhadap pasukan Irak.
Presiden AS Barack Obama berulang kali berjanji bahwa tidak akan ada pasukan darat untuk memerangi ISIS, namun pasukan AS terlibat dalam pertempuran dengan para ekstremis dan dua personil militer AS telah tewas dalam pertempuran tersebut.
Seorang marinir AS tewas dalam serangan roket di utara Irak bulan lalu, dan seorang pasukan khusus AS terluka dalam serangan tahun lalu hingga akhirnya tewas.
Kedua serangan menargetkan artileri marinir hanya terungkap setelah petugas AS tewas.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Pasukan pimpinan AS menginvasi Irak pada tahun 2003, menggulingkan diktator Saddam Hussein serta melepaskan pemberontakan dan tahun kekerasan sektarian yang brutal.
Tindakan kekerasan merajalela akhirnya dikendalikan, dan pasukan AS menarik diri pada akhir 2011 setelah pembicaraan pada keberadaan sisa pasukan yang menggelar aksi mogok atas desakan Washington bahwa mereka memiliki kekebalan hukum yang disetujui parlemen. (T/P002/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris