Washington, MINA – Pejabat Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Amerika Serikat telah melanjutkan pengiriman bom seberat 500 pon (satu pon setara dengan 4,5 kilogram) ke Israel yang sempat ditangguhkan sejak Mei lalu.
“Biden mengirimkan dua jenis bom besar yang dijatuhkan dari udara, yang penggunaannya oleh tentara pendudukan menyebabkan sejumlah pembantaian terhadap warga Palestina di Gaza,” ungkap Surat kabar Amerika, The Washington Post, Kamis (11/7).
Menurut surat kabar Amerika, pengiriman yang ditangguhkan termasuk 1.800 bom, masing-masing berbobot 2.000 pon, namun pengiriman 1.700 bom, masing-masing berbobot 500 pon akan tetap dilanjutkan.
Sumber-sumber serupa di Israel dan Amerika mengumumkan bahwa Washington bermaksud mengirim sejumlah bom berat kepada tentara pendudukan dalam beberapa hari mendatang, setelah menghentikannya selama dua bulan terakhir.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
Kementerian Perang di pemerintahan pendudukan mengkonfirmasi pada Kamis bahwa Amerika Serikat bermaksud mengirim sejumlah amunisi penting ke Israel dalam beberapa hari mendatang, menurut apa yang disampaikan seorang pejabat Amerika kepada Menteri Pertahanan Yoav Galant.
Kementerian tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh media Ibrani bahwa Menteri Gallant bertemu dengan koordinator Gedung Putih untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Brett McGurk, di kantor pusat kementerian di Tel Aviv pada Kamis.
“Selama diskusi, Koordinator McGurk memberi pengarahan kepada Menteri Gallant mengenai masalah pengiriman amunisi penting, beberapa di antaranya akan dikirim ke Israel dalam beberapa hari mendatang,” menurut pernyataan Israel, yang tidak mengungkapkan jenis amunisi dan kuantitasnya.
Keputusan Amerika tersebut diambil, menurut Washington Post, setelah kampanye tekanan yang dilancarkan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanannya Yoav Galant, dan kelompok lobi pro-Israel di Amerika Serikat, termasuk American Israel Public Affairs Komite (AIPAC), untuk menuntut dimulainya kembali semua pengiriman senjata terlepas dari kemampuannya untuk membunuh.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Pasukan pendudukan Israel, yang didukung oleh Amerika Serikat dan Eropa, terus melakukan kejahatan genosida di Jalur Gaza, selama 278 hari berturut-turut, dengan melancarkan puluhan serangan udara dan penembakan artileri, sekaligus melakukan pembantaian terhadap warga sipil, di tengah bencana besar situasi kemanusiaan sebagai akibat dari pengepungan dan pengungsian lebih dari 95 persen penduduk Palestina.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rusia Serang Ukraina Pakai Rudal Korea Utara