Washington, MINA – Amerika Serikat (AS) pada Jumat (15/12) mengatakan pihaknya tidak memiliki indikasi Israel dengan sengaja menargetkan jurnalis di Jalur Gaza yang terkepung setelah seorang lagi jurnalis terbunuh, sehingga menambah total pekerja media yang terbunuh di sana menjadi sedikitnya 57 orang.
Juru kamera Al Jazeera Samer Abudaqa, ayah dari empat anak, terbunuh di Khan Younis, Gaza selatan, setelah pesawat tak berawak Israel menembakkan rudal ke sebuah sekolah tempat warga sipil mencari perlindungan, kata jaringan berita tersebut. Anadolu Agency melaporkan.
Abudaqa terluka dalam serangan itu, dan mati kehabisan darah ketika pasukan Israel mencegah ambulans dan petugas kesehatan memberikan bantuan darurat kepadanya.
“Kami masih belum mempunyai indikasi apa pun bahwa mereka sengaja menargetkan jurnalis,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada wartawan.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Dalam konflik dinamis yang sedang berlangsung seperti ini, kita tidak akan menjadikan diri kita sendiri sebagai hakim dan juri atas setiap serangan udara dan setiap peristiwa yang terjadi di medan perang,” katanya.
Kirby menyatakan para pejabat AS terus menekan Israel mengenai perlunya “tepat, hati-hati dan tepat sasaran” dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza. Dia mengatakan “simpati dan belasungkawa terdalam dari AS ditujukan kepada” keluarga dan kolega Abudaqa.
“Jurnalis harus bisa mempunyai kebebasan untuk meliput konflik di seluruh dunia,” katanya. (T/R7/P2)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)