Washington, 10 Syawwal 1438/4 Juli 2017 (MINA) – Pasukan udara Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan baru terhadap gerilyawan Al Shabaab di Somalia akhir pekan lalu.
Juru bicara komando AS di Afrika Patrick Barnes mengatakan pada hari Senin (3/7/2017), serangan pada hari Ahad itu adalah serangan kedua sejak Presiden AS Donald Trump memberi wewenang kepada Pentagon pada bulan Maret.
Serangan tersebut dinamai “operasi serangan kinetik”, istilah yang biasa menunjukkan serangan dari pesawat terbang, helikopter atau pesawat tak berawak (drone).
Namun, Barnes tidak memberikan rincian apapun.
Baca Juga: Universitas AS dan Kanada Sewa Perusahaan Keamanan Israel untuk Redam Aksi Pro-Palestina
“Saat ini kami sedang menilai hasil operasi, dan akan memberikan informasi tambahan yang sesuai,” kata Barnes. Demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Ia mengungkapkan, pasukan AS tetap berkomitmen untuk mendukung Pemerintah Federal Somalia, Tentara Nasional Somalia dan mitra AMISOM (Misi Uni Afrika di Somalia) dalam mengalahkan Al-Shabaab dan membangun lingkungan yang aman di Somalia.
Sebelum Trump memperluas otoritas Pentagon, tindakan militer AS di negara Afrika timur, masing-masing memerlukan tinjauan tingkat tinggi oleh berbagai lembaga.
Pasukan khusus AS telah dikerahkan di Somalia selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Qatar Komitmen Lanjutkan Mediasi Gencatan Senjata di Gaza
Serangan drone dan rudal juga telah digunakan untuk melawan komandan dan tentara Al Shabaab.
Sejak 2007, Al-Shabaab yang terkait dengan Al-Qaida, telah berjuang untuk menggulingkan pemerintah Somalia yang didukung secara internasional. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Lakukan 150 Pelanggaran Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Hezbollah Lebanon