Washington, MINA – Amerika Serikat (AS) memberlakukan larangan impor produk kapas dan tomat dari China di seluruh wilayah.
Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) mengatakan pada Rabu (13/1), kedua produk itu dari wilayah Xinjiang barat China yang diduga dibuat dengan kerja paksa Muslim Uighur yang ditahan, Al Jazeera melaporkan.
Larangan tersebut berlaku untuk serat mentah, pakaian jadi dan tekstil yang terbuat dari kapas yang ditanam di Xinjiang, serta produk makanan dan benih berbasis tomat dari wilayah tersebut.
Larangan tersebut, yang dikenal sebagai withhold release order, juga berlaku untuk produk yang diproses atau diproduksi di negara ketiga, kata pejabat CBP dalam jumpa pers.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Badan yang merupakan bagian dari Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS itu, memperkirakan bahwa sekitar $ 9 miliar produk kapas dan produk tomat senilai $ 10 juta diimpor ke AS pada tahun lalu.
Wakil sekretaris pelaksana DHS Kenneth Cuccinelli mengatakan, perintah tersebut mengirimkan pesan kepada importir bahwa “DHS tidak akan mentolerir kerja paksa dalam bentuk apapun” dan perusahaan harus menghapus produk Xinjiang dari rantai pasokan mereka.
Pada bulan Desember, Kongres AS mengesahkan Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uyghur bipartisan, yang mengasumsikan bahwa semua barang yang diproduksi di Xinjiang dibuat dengan kerja paksa dan oleh karena itu dilarang berdasarkan Undang-Undang Tarif Smoot-Hawley 1930, kecuali komisaris CBP menyatakan sebaliknya.
Langkah tersebut adalah yang terbaru oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk memperkuat posisi AS terhadap Beijing di hari-hari terakhir pemerintahannya. Menetapkan sanksi ekonomi akan membuat lebih sulit bagi Presiden terpilih Joe Biden untuk meredakan ketegangan AS-China setelah mulai menjabat pada 20 Januari.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
Langkah tersebut mengikuti larangan produk kapas dari produsen terbesar China, Xinjiang Production and Construction Corps (XPCC). Keduanya akan berdampak signifikan pada produksi kapas di Xinjiang, yang menghasilkan sebanyak 20 persen dari pasokan komoditas dunia. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan