Washington, MINA – Amerika Serikat (AS) dan Iran saling melancarkan Perang Siber.
AS melancarkan serangan siber terhadap sistem senjata Iran sejak Kamis (20/6) lalu, ketika Presiden AS Donald Trump belum jadi melancarkan serangan udara terhadap negara itu.
Serangan siber AS melumpuhkan sistem komputer yang mengendalikan peluncur roket dan rudal, Washington Post melaporkan.
New York Times juga mengatakan, serangan siber itu ditujukan pada sistem senjata yang digunakan oleh Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) sebagai balasan atas penembakan pesawat tak berawak AS serta serangan terhadap kapal tanker minyak yang dipersalahkan AS atas Iran.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Sementara itu Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Sabtu (22/6), memperingatkan bahwa Iran meningkatkan serangan siber di AS.
Christopher Krebs, Direktur Cybersecurity dan Infrastructure Security Agency, mengatakan siber aktivitas berbahaya sedang diarahkan pada industri AS dan lembaga pemerintah oleh Iran dan proksi mereka.
Sebelumnya, AS telah menjatuhkan sanksi ekonomi terutama pembatasan penjualan minyak yang disebut Donald Trump sebagai “utama”, yang diperlukan untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir. Tekanan ekonomi juga akan dipertahankan kecuali Teheran mengubah arah.
Ketegangan antara AS dan Iran meningkat sejak AS pada tahun lalu menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia dan PBB. (T/Ast/P2)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)