New York, MINA – Para pemimpin Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar membuka kembali pembicaraan untuk perundingan jangka panjang tentang gencatan senjata dan kesepakatan petukaran sandera antara Israel dan Hamas.
Dalam sebuah pernyataan bersama, Kamis (8/8), Presiden AS Joe Biden, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani meminta kedua belah pihak “untuk melanjutkan diskusi mendesak di Doha atau Kairo untuk menutup kesenjangan yang ada.” Financial Times melaporkan.
Pernyataan menambahkan, agar Israel dan Hamas memulai pelaksanaan kesepakatan tanpa penundaan lebih lanjut.
Ketiga pimpinan negara menetapkan tanggal untuk melanjutkan negosiasi antara Israel dan Hamas pada tanggal 15 Agustus dan mereka akan mengajukan proposal penghubung jika diperlukan.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Washington, Kairo, dan Doha berupaya untuk mendesak perundingan yang gagal menghasilkan terobosan dan mengalami kemunduran setelah pembunuhan Ismail Haniyeh di Iran, yang merupakan kepala negosiator Hamas.
Israel tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas kematiannya. Sementara Teheran telah bersumpah untuk membalas pembunuhannya, termasuk membalas pembunuhan komandan tinggi Hizbullah Fuad Shukr.
“Konsekuensi dari serangan langsung bisa sangat signifikan, termasuk bagi Iran, dan ekonomi Iran, dan segala hal lainnya,” kata seorang pejabat senior pemerintah AS.
“Kami melakukan semua yang kami bisa untuk mencegah serangan semacam itu, dan untuk mengalahkan serangan jika itu terjadi. Kami ingin menunjukkan kepada Iran bahwa ada jalan yang lebih baik ke depan daripada serangan militer,” lanjutnya. []
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Mi’raj News Agency (MINA)