Washington, MINA – Para pejabat Yaman melaporkan, Amerika Serikat meminta pemerintahnya yang diakui secara internasional untuk bergabung dengan pasukan internasional yang dijadwalkan untuk dikerahkan di Jalur Gaza sebagai bagian dari rencana perdamaian Presiden Donald Trump.
Hal ini terjadi di tengah kendala utama dalam pelaksanaan rencana tersebut karena keengganan negara-negara untuk berpartisipasi dalam kekuatan yang mungkin berbenturan dengan faksi-faksi Palestina. Jaridah al-Quds melaporkan, Rabu (19/11).
Dewan Keamanan PBB pada Senin (17/11) memberikan suara pada resolusi mendukung rencana Trump, yang menyerukan pengerahan pasukan stabilisasi internasional di Jalur Gaza setelah pertukaran tahanan.
Pasukan tersebut melaksanakan beberapa tugas, di antaranya mengamankan perbatasan dengan pendudukan dan Mesir, melucuti senjata Gaza, dan melucuti senjata ‘kelompok bersenjata non-pemerintah’.
Baca Juga: Pakar Hukum Internasional Nilai Resolusi DK PBB tentang Gaza Berbahaya
Beberapa sumber pemerintah Yaman melaporkan pemerintahnya belum membuat keputusan dalam hal ini.
Seorang pejabat militer senior menjelaskan partisipasi Yaman dalam pasukan internasional telah dibicarakan dengan Amerika, tetapi pihaknya belum menerima permintaan resmi untuk bergabung dengan pasukan tersebut.
Pejabat di Dewan Kepresidenan dan diplomat Yaman mengindikasikan kontribusi apa pun terhadap pasukan itu ‘sebagian besar bersifat simbolis’.
“Jika kami berpartisipasi, itu tidak akan lebih dari sekadar mengirimkan sejumlah perwira atau prajurit untuk keperluan logistik. Mereka tidak akan berpartisipasi dalam operasi lain,” ujar seorang diplomat. []
Baca Juga: Trump Sebut Arab Saudi Sekutu Utama Non-NATO
Mi’raj News Agency (MINA)
















Mina Indonesia
Mina Arabic