AS Mulai Kembali Pendanaan untuk Badan Bantuan Pengungsi Palestina

Washington DC, MINA – Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Barbara Lee hari ini Ahad (14/7), menyambut baik pengumuman Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bahwa Amerika Serikat akan melanjutkan pendanaan kepada Badan Bantuan dan Pembangunan untuk ().

“Pengumuman hari ini adalah langkah yang telah lama tertunda untuk melanjutkan kembali hubungan positif AS dengan rakyat dan membangun kembali Amerika Serikat sebagai pemimpin yang kredibel dan konstruktif di kawasan itu,” kata Lee dalam sebuah pernyataan pers dilaporkan Kantor Berita Palestina WAFA.

Dia melanjutkan, keputusan Pemerintah Trump untuk mengakhiri semua kontribusi kemanusiaan untuk UNRWA pada tahun 2018, terlepas dari kenyataan bahwa tidak ada penyedia layanan alternatif, sama-sama kejam dan impulsif yang berbahaya.

“Hal tersebut juga melemahkan kredibilitas Amerika di panggung dunia dan semakin melemahkan tujuan dari solusi dua negara,” tuturnya.

Lee memuji keputusan Pemerintah Biden untuk melanjutkan kontribusi AS ke UNRWA, dan ia berharap dapat bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri dan USAID untuk memastikan bahwa AS terus memberikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan kepada rakyat Palestina, di samping bantuan ekonomi dan pembangunan Tahun Anggaran 2020 dan Tahun Anggaran 2021 yang diarahkan Kongres di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Badan Bantuan dan Proyek PBB atau UNRWA didirikan pada Desember 1949 oleh Dewan Keamanan PBB setelah pecah perang akibat pendirian negara Israel pada 1948.

UNRWA pada awalnya dibentuk untuk menangani ratusan ribu warga Palestina yang terusir akibat perang Arab-Israel 1948.

UNRWA menjadi satu-satunya penjamin atas status internasional pengungsi Palestina itu.

Badan ini saat ini membantu lebih dari lima juta orang Palestina di seluruh Timur Tengah, dalam bentuk perawatan kesehatan, pendidikan, dan layanan sosial.

AS merupakan donor terbesar untuk UNRWA, dengan nilai $368 juta (sekitar Rp5,2 triliun ) pada tahun 2016, yang mencakup hampir 30% dari dana operasi UNRWA di wilayah tersebut.

Pada 31 Agustus 2018, pemerintah Trump mengumumkan penghentian pendanaan organisasi yang disebutnya “cacat sejak lahir.”

Selama beberapa tahun terakhir, terlepas dari meningkatnya tuntutan, beban keuangan yang ekstrem, dan merebaknya COVID-19, UNRWA telah berhasil melanjutkan mandatnya menyediakan layanan kesehatan, pendidikan, dan sosial yang penting bagi sekitar 5,7 juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat, Jalur Gaza, Yordania, Lebanon, dan Suriah.(T/R1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.