Muskat, MINA – Utusan Khusus AS untuk Yaman, Tim Lenderking, berdiskusi dengan Wakil Sekretaris Kementerian Luar Negeri Oman untuk Urusan Diplomatik, Sheikh Khalifa Bin Ali Bin Isa Al-Harthi, bahas upaya solusi politik krisis di Yaman.
Dikutip dari Kantor Berita Oman pada Rabu (30/11), OmanNews melaporkan bahwa Lenderking bertemu Al-Harthi di Muscat.
Mereka meninjau upaya mendukung partai-partai Yaman mencapai “solusi politik” demi keamanan dan stabilitas Yaman dan negara-negara di kawasan itu.
Sebelumnya, Landerking menyerukan, dalam sebuah pernyataan, agar Houthi segera menghentikan serangan mereka di pelabuhan Yaman.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Kesempatan perdamaian ini, bekerja sama dengan PBB dan menerima bahwa satu-satunya jalan ke depan untuk mengakhiri delapan tahun yang merusak. perang adalah melalui penyelesaian politik yang dipimpin oleh Yaman yang dinegosiasikan dan inklusif,” ujarnya.
Sementara itu, Utusan PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, bertemu pada Selasa (29/11) dengan Kepala Dewan Kepemimpinan Kepresidenan Yaman, Rashad Al-Alimi.
Dalam pernyataannya, Grundberg mengatakan bahwa diskusi tersebut berfokus pada “opsi dan cara” untuk bergerak maju, meningkatkan dialog guna mencapai penyelesaian politik. Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan terkait pertemuan tersebut.
Pertemuan utusan AS dan PBB datang sebagai bagian dari upaya internasional lanjutan guna memperpanjang gencatan senjata enam bulan antara pemerintah yang diakui secara internasional dan Houthi yang berakhir pada 2 Oktober.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Sementara itu, Houthi baru-baru ini meningkatkan serangan mereka terhadap instalasi minyak yang terletak di wilayah yang dikuasai pemerintah untuk mencegah mereka mengekspor minyak mentah, menetapkan pendapatan dialokasikan membayar gaji karyawan di wilayah kendali mereka.
Selama lebih dari tujuh tahun, Yaman telah mengalami perang berkelanjutan antara pasukan pemerintah yang diakui secara internasional didukung oleh koalisi Arab, dan Houthi yang didukung Iran, yang telah menguasai beberapa gubernuran, termasuk Sana’ a, sejak September 2014. (T/R6/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu