Jakarta, MINA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperluas kerja sama program pendidikan Fulbright di Indonesia dengan menggandeng Kementerian Agama (Kemenag) RI sebagai upaya memperkuat kemitraan strategis di antara kedua negara.
Penandatangan pernyataan minat bersama dilakukan Wakil Menteri Luar Negeri AS urusan Diplomasi Publik dan Hubungan Masyarakat Elizabeth M. Allen dan Sekretaris Jenderal Kemenag RI Nizar Ali, di Masjid Istiqlal Jakarta, Selasa (5/12).
“Pernyataan minat ini memperdalam komitmen bersama kedua negara terhadap pertukaran antar masyarakat, mengembangkan warisan pengetahuan bersama dan pengayaan budaya,” kata Allen.
Dia menyampaikan, aspek kunci dari kolaborasi ini adalah penempatan Mahasiswa Asisten Pengajar Bahasa Inggris (ETA) Fulbright AS sebagai guru pendamping di sekolah-sekolah yang berada di bawah Kementerian Agama; termasuk sekolah Islam (madrasah), pesantren, atau sekolah agama lainnya.
Baca Juga: Menag Bertolak ke Saudi Bahas Operasional Haji 1446 H
Pernyataan minat ini akan memberikan peluang baru melalui Program Fulbright bagi Warga Negara Amerika Serikat untuk mengajar di sekolah-sekolah agama atau lembaga-lembaga pendidikan tinggi di bawah Kementerian Agama untuk pertama kalinya sejak 2019.
Pernyataan ini juga meletakan dasar bagi masyarakat Indonesia dari sekolah atau lembaga tersebut untuk berpartisipasi dalam program-program pertukaran Fulbright di Amerika Serikat guna mendapatkan gelar, melakukan penelitian, atau untuk tujuan akademis lainnya.
Penandatanganan ini menegaskan kembali semangat kerja sama yang diwujudkan dalam momentum bersejarah peningkatan hubungan AS-Indonesia menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif dalam pertemuan antara Presiden Biden dan Presiden Jokowi pada tanggal 13 November.
“Hal ini lebih lanjut menggarisbawahi pentingnya hubungan antar masyarakat dan pertukaran pendidikan dalam hubungan bilateral,” pungkas Allen.
Baca Juga: Polisi Amankan Uang Rp150 M dari Kasus Judol
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemenag Nizar Ali mengatakan program Fulbright dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di bawah naungan lingkungan Kemenag.
“Apalagi Kemenag membawahi lembaga pendidikan seperti pesantren, madrasah, hingga perguruan tinggi,” ujarnya.
Penerima Beasiswa Fulbright AS, yang merupakan akademisi senior dari universitas-universitas Amerika, kini dapat mengajar di universitas-universitas Islam, seminari-seminari Katolik, atau lembaga pendidikan tinggi lainnya di bawah Kemenag, dan Spesialis Fulbright AS, yang merupakan akademisi senior atau profesional, dapat diundang ke lembaga-lembaga Indonesia, perguruan tinggi, atau lembaga pendidikan tinggi di bawah Kementerian sebagai tenaga ahli luar untuk proyek jangka pendek.
Program Fulbright adalah program pertukaran akademik internasional unggulan Pemerintah AS yang didirikan dan terus beroperasi sejak 1947, dengan program aktif di lebih dari 160 negara.
Baca Juga: Polisi Tangkap Satu DPO Kasus Judol, Uang Rp5 M Diamankan
Program Fulbright antara Amerika Serikat dan Indonesia terus beroperasi sejak 1952. Amerika Serikat telah mengakui American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) sebagai komisi Fulbright di Indonesia sejak dibentuk pada 1992. Program peningkatan kapasitas ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mempromosikan pertukaran budaya serta berbagi wawasan tentang masyarakat dan budaya AS di komunitas tempat mereka mengajar.
Program Fulbright telah hadir di Indonesia selama lebih dari 70 tahun, yang memberikan beasiswa kepada lebih dari 2.800 masyarakat Indonesia dan 1.200 pelajar, cendekiawan, seniman, profesional, dan guru Amerika untuk belajar, menjadi dosen, mengajar, dan melakukan penelitian baik di Amerika Serikat maupun di luar negeri.(L/R1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syubban Fatayat Masjid At-Taqwa Cibubur Gelar Program Youth Camp di Purwakarta