Washington, 18 Sya’ban 1437/26 Mei 2016 (MINA) – Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Rabu (23/5) bahwa wajah koalisi baru sayap kanan Israel menimbulkan pertanyaan tentang komitmen pemerintah Israel untuk solusi dua negara dalam konflik dengan Palestina.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner mengatakan, Washington telah melihat laporan dari Israel yang menggambarkan koalisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan Partai Yisrael Beiteinu pimpinan Avigdor Lieberman, paling sayap kanan dalam sejarah Israel.
“Dan kita juga tahu bahwa banyak menteri mengatakan mereka menentang solusi dua-negara. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang sah tentang arah dan tujuan jenis kebijakan yang mungkin diadopsi,” kata Toner, demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Juru Bicara kembali menegaskan dukungan Amerika Serikat kepada akhir negosiasi konflik antara Israel dan Palestina berdasarkan “dua negara yang hidup berdampingan dalam batas yang disepakati”.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengangkat tokoh garis keras nasionalis Lieberman sebagai Menteri Pertahanan dan menyambut anggota parlemen dari Partai Yisrael Beitenu ke dalam jajaran koalisinya.
Netanyahu terus bersikeras bahwa ia ingin merundingkan perdamaian dengan Palestina. Namun, kedatangan Lieberman dalam kabinetnya telah menyuarakan keprihatinan di dalam dan di luar Israel bahwa itu akan memperkuat sikap pemerintahan Netanyahu.
“Pada akhirnya kita akan menilai pemerintah ini berdasarkan tindakannya,” kata Toner.
Ia menambahkan bahwa pemerintah AS akan bekerja dengan pemerintah Israel seperti sebelumnya mereka telah bekerja sama dengan setiap pemerintah Israel.
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
“Dan kami tetap teguh dalam komitmen kami untuk keamanan Israel dan untuk solusi dua-negara,” katanya. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu