Washington, MINA – Dua pejabat pemerintahan saat ini dan seorang mantan pejabat tinggi AS mengatakan kepada NBC News pada Rabu (11/12), Pemerintahan Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk mencabut status “teroris” dari Hayat Tahrir Al-Sham (HTS), kelompok paling terkemuka yang menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Biden mengeklaim berjasa atas jatuhnya Damaskus di tangan pasukan pemerintah baru, yang meliputi Hay’at Tahrir al-Sham (HTS), dengan mengatakan Washington melemahkan para pendukung mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Pada hari Ahad (8/12), Biden mengatakan dalam sebuah pidato video dari Gedung Putih bahwa hasil dari serangan kilat kelompok bersenjata oposisi dalam dua pekan terakhir adalah “tindakan keadilan yang mendasar” dan “momen kesempatan bersejarah bagi warga Suriah yang telah lama menderita.”
Pihak berwenang mengeklaim, mencabut label teroris dari HTS yang memiliki hubungan historis dengan Al-Qaeda, akan melibatkan pencabutan hadiah sebesar $10 juta untuk Ahmed al-Sharaa (Abu Mohammad al-Jolani).
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Al-Jolani adalah komandan ruang operasi militer pasukan rezim baru dan menurut Penasihat Keamanan Nasional John Kirby, saat ini tidak ada pembicaraan tentang perubahan kebijakan terkait HTS, tetapi mereka memantau tindakannya dengan saksama.
AS akan memeriksa bagaimana HTS memerintah selama dua pekan ke depan, dan secara bersamaan sedang mencari tahu pekerjaan hukum apa yang diperlukan untuk menghapusnya dari daftar.
Sejalan dengan itu, Juru Bicara Komisi Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Anouar El Anouni menyatakan pada Selasa, Uni Eropa akan mengevaluasi langkah selanjutnya terkait sikap blok tersebut terhadap kepemimpinan baru Suriah dalam koordinasi dengan negara-negara anggotanya, menambahkan bahwa diskusi tersebut juga akan melibatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pada Ahad, Biden menyebut pergolakan politik Suriah setelah penggulingan Al-Assad sebagai “kesempatan bersejarah” bagi warga Suriah untuk membangun kembali negara mereka. Namun ia menegaskan Washington akan “tetap waspada” terhadap perkembangan HTS. ”
Baca Juga: PBB: Serangan Israel ke Suriah Harus Dihentikan
Ketika ditanya apa yang harus terjadi pada presiden yang digulingkan, yang dilaporkan berada di Moskow, Biden menyuarakan ia harus “diminta pertanggungjawaban,” dan menyatakan AS akan mendukung warga Suriah dalam membangun kembali negara mereka, tanpa membahas rincian dukungan ini.
“Kami akan terlibat dengan semua kelompok Suriah, termasuk dalam proses yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk membangun transisi dari rezim Assad menuju Suriah demokratis yang independen dan berdaulat dengan konstitusi baru,” kata Presiden AS.
“AS juga akan memastikan stabilitas, terutama di wilayah timur Suriah, dan melindungi personelnya dari ancaman apa pun, sembari melanjutkan upaya memerangi ISIS, termasuk menjaga keamanan fasilitas penahanan tempat para pejuang ISIS,” ujarnya. []
Mi’raj News Agency (MINA)