Moskow, 8 Rabi’ul Awwal 1438/8 Desember 2016 (MINA) – Rabu dan Kamis (7-8/12) menjadi dua hari pertemuan antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dan rekan Rusianya Sergey Lavrov dalam upaya untuk menyepakati kesepakatan tentang pertempuran yang terjadi di Aleppo, Suriah.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan, kedua menteri semakin dekat untuk mencapai pemahaman yang sama tentang Aleppo. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Kantor Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Rabu bahwa potensi kesepakatan AS-Rusia untuk memungkinkan oposisi Suriah bisa dengan aman meninggalkan Aleppo, masih dalam agenda.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Kerry dan Lavrov bertemu kembali di Hamburg pada Kamis setelah kedua diplomat itu mengadakan pembicaraan singkat di hari sebelumnya.
Di Aleppo, pasukan Pemerintah Suriah mencetak kemenangan penting pada Rabu ketika oposisi mundur dari kota tua, jantung bersejarah Aleppo.
Menurut media pemerintah, pasukan pemerintah memperpanjang kemajuannya dengan merebut lingkungan Bab Al-Nayrab, Al-Maadi dan Salhin.
Meski oposisi berjanji akan terus berjuang, tapi telah muncul seruan gencatan senjata dari pihak oposisi yang telah kehilangan 80% wilayahnya di Aleppo Timur.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Relawan kemanusiaan Pertahanan Sipil Suriah (White Helmets) mengatakan, serangan udara dan pengeboman pada hari Rabu menewaskan 61 orang di wilayah yang masih dikuasai oleh oposisi.
Hampir 150 warga sipil, sebagian besar cacat atau membutuhkan perawatan medis, dievakuasi pada Rabu malam dari sebuah rumah sakit di Kota Tua, Aleppo.
Komite Internasional Palang Merah mengatakan pada Kamis, itu adalah evakuasi terbesar pertama dari sektor timur. (T/P001/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon