AS Serukan Pertemuan Dewan Keamanan PBB Bahas Rusia, Ukraina

New York, MINA – AS pada Kamis (27/1) menyerukan PBB mengadakan sesi terbuka untuk mengatasi kekhawatiran Barat bahwa berada di tengah-tengah persiapan menyerang .

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan sesi itu akan “membahas masalah yang sangat penting bagi perdamaian dan keamanan internasional: Perilaku mengancam Rusia terhadap Ukraina dan penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina dan di Belarus,” Anadolu melaporkan.

“Anggota Dewan Keamanan harus benar-benar memeriksa fakta dan mempertimbangkan apa yang dipertaruhkan untuk Ukraina, Rusia, Eropa, dan untuk kewajiban inti dan prinsip-prinsip tatanan internasional jika Rusia menginvasi Ukraina lebih lanjut,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Ini bukan momen untuk menunggu dan melihat. Perhatian penuh Dewan diperlukan sekarang, dan kami berharap diskusi langsung dan terarah pada hari Senin,” tambahnya.

Jika pertemuan itu digelar pada hari Senin, itu akan terjadi satu hari sebelum Rusia menjadi presiden dewan pada 1 Februari.

Seruan AS datang di tengah kekhawatiran Barat tentang potensi invasi Rusia ke Ukraina, dengan NATO dan AS mengatakan Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasannya dengan bekas Republik Soviet dan sedang menggelar pasukan di Belarus.

Dalam kedua kasus tersebut, Kremlin menyangkal mempersiapkan serangan militer dan menyatakan pasukannya mengambil bagian dalam latihan rutin.

AS pada hari Rabu mengirimkan surat ke Moskow menolak tuntutan Rusia bahwa NATO menjamin tidak akan mengizinkan Ukraina bergabung dengan aliansi transatlantik. Itu akan secara efektif merusak “kebijakan pintu terbuka” NATO yang sudah lama ada, yang menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken adalah non-starter untuk aliansi.

“Kami akan menjunjung tinggi prinsip pintu terbuka NATO,” kata Diplomat tinggi itu, sambil mempertahankannya sebagai “komitmen yang kami terikat.”

“Pintu NATO terbuka, tetap terbuka, dan itu adalah komitmen kami,” tegasnya

Sebagai tanggapan, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan proposal AS tidak memiliki “reaksi” positif terhadap permintaan utama Rusia agar NATO tidak memperluas ke timur.

“Ini memungkinkan kita untuk mengandalkan awal percakapan yang serius, tetapi pada isu-isu sekunder. Tidak ada reaksi positif terhadap isu utama dalam dokumen ini,” ujarnya.

Ia mengatakan, masalah utamanya adalah ekspansi lebih lanjut NATO ke timur dan penyebaran senjata serang yang dapat mengancam wilayah Federasi Rusia. (T/R7/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Widi Kusnadi

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.