Kabul, 22 Muharram 1435/26 November 2013 (MINA) – Penasehat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Susan Rice bertemu Presiden Afghanistan Hamid Karzai di Kabul, Senin (25/11), di mana Pentagon mendesak pemimpin negara itu untuk berubah pikiran dan menandatangani fakta keamanan.
Penandatanganan memungkinkan ribuan tentara Amerika tinggal di Afghanistan melampaui batas waktu penarikan 2014, seperti dilaporkan Ahram Online yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Kedutaan AS mengatakan pertemuan itu diadakan di istana kepresidenan yang dijaga ketat di pusat kota Kabul, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Keputusan Karzai yang mengabaikan tuntutan agar majelis petinggi Afghanistan menandatangani rekomendasi Ahad, telah meragukan kehadiran masa depan ribuan tentara Amerika dan sekutunya dengan mandat utama pelatihan dan mentoring tentara dan polisi Afghanistan dalam menghadapi perlawanan pejuang Taliban.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Pemimpin Afghanistan bersikeras, pemenang pemilu 5 April yang menggantikannya harus menjadi orang yang menandatangani kesepakatan itu.
Tapi pemerintah AS menegaskan, kesepakatan itu harus diselesaikan pada akhir tahun ini agar memberikan waktu yang cukup untuk perencanaan menjaga pasukan di negara itu.
Lebih dari $ 8 miliar dana tahunan untuk pasukan keamanan Afghanistan dan bantuan pembangunan juga dipertaruhkan AS.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS, Kolonel Steven Warren mengatakan kepada wartawan di Washington, itu sangat sulit bagi AS untuk merencanakan pergerakan pasukan jika kesepakatan tersebut tidak disegel pada akhir tahun ini.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Warren mengatakan, Pentagon berharap Karzai akan menandatangani perjanjian secepat mungkin.
Karzai menolak tuntutan Amerika pada Ahad di akhir pertemuan empat hari dari 2.500 tetua suku dan pemimpin daerah yang dikenal sebagai Loya Jirga, yang tidak hanya sangat menyetujui kesepakatan tetapi mendesak dia untuk menandatanganinya pada 31 Desember.
Karzai yang menyelenggarakan perakitan, melalui perdebatan yang rumit mengumumkan pada hari pembukaan, dia ingin delegasi mendukung kesepakatan itu, tetapi ia tidak akan menandatanganinya.
Dia mengulangi sikap hari Ahad dengan meletakkan serangkaian kondisi tidak jelas dan menjanjikan untuk melanjutkan perundingan dengan AS. Mereka pun menuntut Amerika menjamin perdamaian di negara yang telah berperang selama lebih dari 12 tahun dan menjamin pemilu yang transparan.
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Karzai yang secara konstitusional dilarang mencalonkan diri lagi dalam pemilihan mendatang, menuduh AS campur tangan dalam pemilu 2009, yang dinodai oleh kecurangan dan mengatakan AS ingin menjaga hal itu terjadi lagi. (T/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan