Ottawa, MINA – Amerika Serikat (AS) terlibat perang kata-kata dan ancaman dengan sekutu Baratnya usai Presiden Donald Trump tiba-tiba menolak pernyataan bersama yang disepakati sebelumnya di pertemuan Kelompok Tujuh (G7), di Ottawa, Kanada.
Perseteruan itu mempertaruhkan krisis diplomatik dan perdagangan kelompok G7 yang terdiri dari AS, Perancis, Jerman, Jepang, Inggris, Italia, dan Kanada.
Beberapa menit setelah publikasi sebuah komunike yang disetujui oleh para pemimpin tujuh negara paling maju di dunia itu pada Sabtu (9/6), Trump mengumumkan di Twitter bahwa ia menarik kembali dukungannya, yang menyebabkan serangkaian pernyataan tegang di antara sekutu, demikian Al Jazeera melaporkan.
Dalam kesibukan tweet dari Air Force One, perjalanan ke Singapura untuk pertemuan bersejarah dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Trump menuduh Perdanan Menteri Kanada Justin Trudeau menjadi “sangat tidak jujur”.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Dia bereaksi terhadap deklarasi Trudeau bahwa Kanada akan memukul balik dengan menghukum tarif impor logam dari AS dengan “tarif setara”.
Trudeau juga menyebut fakta bahwa AS yang menaikkan tarif dengan alasan keamanan nasional, “seperti menghina”.
Pada Ahad (10/6), penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menuduh Trudeau mengkhianati Trump dengan pernyataan “polarisasi” pada kebijakan perdagangan, yang berisiko membuat pemimpin AS terlihat lemah menjelang pertemuannya dengan Kim.
Sebelumnya pada Ahad, Perancis memperingatkan bahwa “kemarahan” tidak dapat mendikte kerja sama internasional.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
“Kami menghabiskan dua hari untuk menyusun pernyataan dan komitmen (bersama). Kami berpegang teguh padanya dan siapa pun yang mengingkarinya menunjukkan ketidaksamaan dan ketidakkonsistenan,” kata kantor Presiden Emmanuel Macron. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan