New York, MINA – Amerika Serikat (AS) “tidak diragukan lagi akan memveto” rancangan resolusi PBB yang menyerukan perlindungan terhadap warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat.
Hal itu dikatakan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley pada Jumat (1/6) malam menjelang pemungutan suara Dewan Keamanan tentang usulan resolusi itu.
Rancangan resolusi yang diajukan oleh Kuwait atas nama negara-negara Arab itu, digambarkan oleh wanita diplomat itu sebagai “pendekatan satu sisi yang secara moral bangkrut dan hanya akan melemahkan upaya berkelanjutan menuju perdamaian antara Israel dan Palestina.”
Pemungutan suara dijadwalkan pada pukul 3 sore (21.00 GMT) pada Jumat waktu New York, demikian The New Arab melaporkan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Sementara itu AS mengedarkan rancangan resolusi tandingannya sendiri yang menyalahkan Hamas atas serangan baru-baru ini di Gaza.
AS pun menuntut Hamas dan Jihad Islam “menghentikan semua aktivitas kekerasan dan tindakan provokatif, termasuk di sepanjang pagar perbatasan” Gaza.
Tidak jelas apakah akan ada pemungutan suara pada teks AS, yang bisa gagal mengumpulkan dukungan yang cukup.
Kuwait mengajukan rancangan resolusi perlindungan warga Palestina dua pekan lalu. Pada awalnya Kuwait menyerukan misi perlindungan internasional untuk warga Palestina karena protes berubah menjadi kekerasan di perbatasan Israel-Gaza.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Setidaknya 122 orang Palestina telah tewas oleh tembakan Israel selama protes sejak akhir Maret.
Namun, versi akhir mendesak “pertimbangan langkah-langkah untuk menjamin keselamatan dan perlindungan” bagi warga sipil Palestina.
“Amerika Serikat tidak diragukan lagi akan memveto resolusi rancangan Kuwait,” kata Haley.
Ini akan menjadi yang kedua kalinya Haley menggunakan hak veto AS untuk memblokir tindakan PBB terhadap konflik Israel-Palestina.
Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat
Pada bulan Desember, Haley memveto rancangan resolusi yang menolak keputusan Presiden Donald Trump untuk memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem padahal semua anggota dewan lainnya mendukung rancangan tersebut. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait