Washington DC, MINA – Amerika Serikat (AS) menolak pernyataan baru-baru ini dari Menteri Israel Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Givr yang menyerukan pemindahan warga Palestina ke lokasi lain di luar Jalur Gaza.
“Retorika ini bersifat menghasut dan tidak bertanggungjawab. Pendirian kami sudah jelas, konsisten, dan tegas bahwa Gaza adalah tanah Palestina dan akan tetap menjadi tanah Palestina,” tegas Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller dalam sebuah pernyataan tertulis Deplu AS diterima MINA, Rabu (3/1).
Dalam akun X-nya secara terpisah, dia menyatakan bahwa “Seharusnya tidak ada pemindahan masal rakyat Palestina dari Gaza.”
Matthew Miller juga menyatakan, pemerintah AS telah memberitahu pemerintah Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, bahwa pernyataan semacam itu tak mencerminkan kebijakan pemerintah Israel, Miller meminta kedua pejabat tersebut segera berhenti memberi pesan semacam itu.
Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina
Dia menyatakan Hamas tidak boleh lagi berkuasa di Palestina dan Palestina harus berdiri “tanpa ada kelompok teror yang mengancam Israel.”.
“Itulah masa depan yang kami cari, demi kepentingan Israel dan Palestina, kawasan sekitarnya, dan dunia,” pungkas Miller.
Pernyataan itu sebagai tanggapan atas komentar para petinggi kelompok garis keras Israel termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang menyerukan “evakuasi sukarela” bagi warga Palestina dari Gaza dan mendesak sejumlah negara agar menerima warga Gaza itu.
Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza 7 Oktober 2023.
Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah
Kementerian Media Pemerintah Palestina di Gaza mengumumkan, Rabu (3/1), saat erita ni ditulis sebanyak 29.313 warga Palestina terbunuh dan 57.296 lainnya terluka, sementara hampir 1.200 jiwa dari pihak Israel diyakini tewas dalam serangan gerakan perlawanan Palestina.
Serangan gencar militer Israel yang membabi buta telah menghancurkan Gaza, dengan 60 persen infrastruktur di wilayah ini rusak atau hancur, dan hampir 2 juta penduduk mengungsi dalam kondisi kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.(T/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan