AS Tolak Usulan Rusia tentang Mekanisme Keamanan Kawasan Teluk

Washington, MINA – AS telah mengumumkan penolakannya terhadap usulan di Dewan Keamanan PBB untuk membentuk mekanisme keamanan yang efektif di .

Hal itu disampaikan dalam pernyataan yang dibuat oleh Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kelly Craft saat pertemuan Dewan Keamanan tentang “Pemeliharaan Perdamaian dan Keamanan Internasional: Tinjauan Komprehensif atas Situasi di Kawasan Teluk Persia”, yang diketuai oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di markas besar PB di New York, MEMO melaporkan, Kamis (22/10).

Di awal sesi, Lavrov menyarankan pengembangan langkah-langkah praktis untuk membangun mekanisme keamanan yang efektif di Teluk Arab untuk mencegah eskalasi dan membangun sistem yang efektif untuk keamanan kolektif di kawasan.

Dia menjelaskan, mekanisme ini akan dibentuk dengan partisipasi negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB (Rusia, AS, China, Prancis dan Inggris), Liga Negara-negara Arab, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan pihak lain yang berkepentingan.

Kraft menanggapi usulan Rusia dengan menyatakan: “Saya menghargai fokus Anda pada keamanan Teluk, tetapi dengan hormat, saya tidak setuju dengan solusi yang Anda usulkan. Tidak perlu mekanisme lain untuk meningkatkan keamanan di kawasan Teluk.”

Pejabat AS itu menambahkan, Dewan Keamanan PBB memiliki semua alat yang dimilikinya untuk meminta pertanggungjawaban Iran, dan kami hanya harus memutuskan melakukannya. akan terus meminta pertanggungjawaban Iran, bahkan jika itu berarti kita harus bertindak sendiri.”

“Saya memahami bahwa Anda ingin membangun struktur keamanan di Teluk untuk meningkatkan stabilitas di kawasan, dan dengan segala hormat saya pikir solusinya lebih sederhana dari itu,” kata Kraft.

Dia menekankan, Dewan harus memiliki keberanian untuk meminta pertanggungjawaban Iran karena menolak untuk mematuhi kewajiban internasionalnya, terutama karena Iran menolak untuk berkomitmen pada hukum atau resolusi dewan ini. Iran adalah alasan utama mengapa Teluk tidak stabil.

Negara-negara Teluk belum mengeluarkan pernyataan segera tentang masalah tersebut. (T/R7/P1

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sri astuti

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.