Munich, MINA – Amerika Serikat pada Ahad (19/2/2023) menuduh China mempertimbangkan untuk mempersenjatai Rusia dalam perangnya melawan Ukraina, meningkatkan ketegangan ketika konflik akan mencapai satu tahun pekan ini.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken melontarkan tuduhan tersebut karena hubungan AS-China kembali memanas, setelah Washington menembak jatuh objek yang diduga balon mata-mata China yang besar bulan ini, Arab News melaporkan.
Uni Eropa juga membunyikan alarm atas amunisi dalam konflik Ukraina, dengan mengatakan bahwa kekurangan amunisi parah yang dihadapi pasukan Ukraina harus diatasi dalam beberapa pekan.
Blinken mengatakan kepada CBS bahwa China sekarang “mempertimbangkan untuk memberikan dukungan mematikan” ke Moskow mulai dari “amunisi hingga senjata itu sendiri”.
Baca Juga: Jerman Desak Gencatan Senjata dan Buka Blokade Gaza
“Kami telah menjelaskan kepada mereka bahwa itu akan menyebabkan masalah serius bagi kami dan dalam hubungan kami,” tambahnya.
Dia membuat komentar serupa dalam serangkaian wawancara dari Jerman, di mana pada hari Sabtu dia menghadiri Konferensi Keamanan Munich dan bertemu dengan mitranya dari China, Wang Yi.
Juga di konferensi Munich, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengeluarkan peringatan keras tentang berkurangnya pasokan peluru dan amunisi serupa di Ukraina saat melawan balik invasi Rusia.
“(Mari) percepat dukungan militer kita ke Ukraina karena Ukraina berada dalam situasi kritis dari sudut pandang amunisi yang tersedia,” kata Borrell. “Kekurangan amunisi ini harus diselesaikan dengan cepat, hanya dalam hitungan pekan.”
Baca Juga: Trump Tawarkan Paket Senjata ke Arab Saudi
Ada kekhawatiran China meningkatkan hubungan dengan Rusia meskipun ada konflik, tetapi Wang bersikeras bahwa Pemerintah Beijing memainkan peran konstruktif, serta akan mendukung dialog dan potensi pembicaraan damai. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gencatan Senjata India-Pakistan Berlanjut, Ketegangan Mulai Mereda