Yerusalem, MINA – Media Israel edisi Senin (22/1) menerbitkan laporan, bahwa Brett McGrock, utusan Amerika Serikat (AS) untuk Timur Tengah dan penasihat senior Presiden Joe Biden, rencananya akan tiba di Timur Tengah untuk bertemu dengan para pejabat di Mesir dan Qatar.
Kedatangan McGrock dalam upaya memulai negosiasi untuk mencapai kesepakatan pertukaran tahanan dengan gerakan Hamas.
Surat kabar Israel Hayom tersebut menurut laporan Quds Press, mengatakan, McGrock juga akan membahas agresi di Gaza selama kunjungannya.
Pada Senin (22/1) Dinas Intelijen Israel (Mossad) juga dijadwalkan memberikan pengarahan kepada Dewan Perang mengenai kemajuan dalam kesepakatan pertukaran tahanan dengan gerakan Hamas, di tengah ketidaksepakatan pemerintah pendudukan dalam mengelola agresi di Gaza, dan tekanan dari keluarga tahanan Israel untuk mencapai kesepakatan.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Sementara surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan, bahwa Kepala Mossad David Barnea akan ikut dalam sidang Dewan Perang malam ini, untuk memberikan informasi tentang kemungkinan kesepakatan pertukaran tahanan dengan gerakan Hamas yang akan mengkristalkan kesepakatan baru.
Diungkapkan, entitas pendudukan menolak persyaratan gerakan Hamas, yang mencakup gencatan senjata permanen dan penarikan tentara dari wilayah yang ditembusnya di Jalur Gaza untuk mencapai kesepakatan pertukaran.
Israel berdalih bahwa kondisi ini mengancam keamanannya, dan bahwa tekanan militer cukup untuk membuat Hamas menyetujui kesepakatan pertukaran tahanan sesuai persyaratan Israel.
Pada hari Ahad (21/1), keluarga para tahanan Israel yang ditahan di Jalur Gaza memulai aksi duduk terbuka di depan kediaman Netanyahu di “Jalan Gaza” di Yerusalem yang diduduki, untuk menekan pemerintah agar membuat kesepakatan pertukaran yang akan mengarah pada pembebasan segera dari putra-putra mereka.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Orang-orang mengibarkan spanduk dan meneriakkan slogan-slogan yang menuntut pembebasan para tahanan yang ditahan, dan menuduh pemerintah Netanyahu tidak melakukan upaya besar untuk membebaskan mereka.
Israel mengatakan, bahwa gerakan Hamas telah menahan sekitar 136 tentara Israel di Gaza sejak 7 Oktober lalu, sementara Hamas menuntut gencatan senjata di Gaza dan pembebasan tahanan Palestina dari penjara Israel, sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Israel mereka.
Sejak tanggal 7 Oktober lalu, tentara pendudukan Israel melanjutkan agresinya terhadap Jalur Gaza, dengan dukungan Amerika dan Eropa, ketika pesawat-pesawatnya mengebom sekitar rumah sakit, gedung, menara, dan rumah-rumah warga sipil Palestina, menghancurkannya di atas kepala orang-orang Palestina. penduduknya, dan mencegah masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar. (T/B04/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian