Yerusalem, MINA – Amerika Serikat (AS) secara resmi menutup konsulatnya di Yerusalem dan menurunkan status misi diplomatik utamanya untuk Palestina dengan menggabungkannya ke Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Israel.
Selama beberapa dekade, konsulat AS berfungsi sebagai kedutaan de facto bagi Palestina. Sekarang, konsulat itu akan ditangani oleh unit urusan Palestina, di bawah komando kedutaan.
Pergeseran simbolis itu menyerahkan wewenang atas saluran diplomatik AS dengan Tepi Barat dan Gaza ke duta besar David Friedman, seorang pendukung dan penggalang dana untuk gerakan pemukim Tepi Barat dan pengkritik keras terhadap kepemimpinan Palestina.
Pengumuman dari Departemen Luar Negeri itu datang pada Senin (4/3) di Yerusalem, penggabungan efektif dan efisensi di mulai hari itu, demikian Arab News memberitakan.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
“Keputusan ini didorong oleh upaya global kami untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas keterlibatan dan operasi diplomatik kami,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Robert Palladino dalam sebuah pernyataan.
“Itu tidak menandakan perubahan kebijakan AS tentang Yerusalem, Tepi Barat, atau Jalur Gaza.” Lanjut Palladino
Hai itu, pertama kali diumumkan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Oktober 2018 lalu, langkah itu membuat geram warga Palestina dan memicu kecurigaan mereka bahwa AS mengakui kontrol Israel atas Yerusalem timur dan Tepi Barat, wilayah yang dimiliki warga Palestina untuk negaranya masa depan.
Pejabat Palestina Saeb Erekat menyebut langkah itu sebagai “kegagalan” untuk peran AS dalam menciptakan perdamaian.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Penurunan ini merupakan hal baru dalam serangkaian keputusan AS karena pemerintahan Trump yang telah mendukung Israel dan mengasingkan rakyat Palestina, yang mengatakan mereka telah kehilangan kepercayaan pada peran pemerintah AS sebagai wasit netral dalam proses perdamaian.
Tahun lalu AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan merelokasi kedutaannya di sana, dan menjungkirbalikkan kebijakannya terhadap salah satu masalah paling eksplosif dari konflik Israel dan Palestina.
Dengan demikian, Palestina akhirnya memutuskan sebagian besar hubungan dengan pemerintah AS.
Pemerintah AS juga telah memangkas ratusan juta dolar dalam bantuan kemanusiaan untuk Palestina, termasuk bantuan untuk rumah sakit dan program pembangunan perdamaian.
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza
Hal ini telah memotong dana untuk badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memberikan bantuan kepada Palestina yang diklasifikasikan sebagai pengungsi. Musim gugur yang lalu, itu menutup misi diplomatik Palestina di Washington.
Pemerintahan Trump telah mengutip keengganan para pemimpin Palestina untuk memasuki negosiasi damai dengan Israel sebagai alasan untuk tindakan hukuman seperti itu, meskipun AS belum menyajikan Kesepakatan tentang jalan keluar untuk menyelesaikan konflik Israel antara Palestina. (T/Haf/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Paus Fransiskus Terima Kunjungan Presiden Palestina di Vatikan