AS-UE Usir Lebih dari 100 Diplomat Rusia Terkait Kasus Pembunuhan Mata-Mata

Presiden Donald Trump dibantu orang saat kampanye pemilihan presiden. (Foto: AP)

Washington, MINA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memerintahkan pengusiran 60 diplomat Rusia saat perselisihan diplomatik antara Rusia dan Inggris meningkat akibat kasus mata-mata yang diracun.

Hingga 16 negara Uni Eropa juga telah mengumumkan mereka akan mengusir 31 diplomat Rusia.

AS – mendukung sekutu terdekatnya – mengatakan, Senin (26/3), pihak mereka menutup konsulat Rusia di Seattle sebagai tanggapan atas percobaan pembunuhan mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya.

Keduanya sakit kritis di sebuah rumah sakit di Inggris setelah diracuni dengan agen saraf kelas militer di kota Salsibury, Inggris selatan, bulan lalu.

“Amerika Serikat mengambil tindakan ini – bersama dengan sekutu dan mitra NATO kami di seluruh dunia – sebagai tanggapan terhadap penggunaan senjata kimia kelas militer oleh Rusia di tanah Kerajaan Inggris, yang terbaru dalam pola kegiatan destabilisasi yang sedang berlangsung di penjuru dunia,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Sarah Sanders, sekretaris pers Gedung Putih, mengatakan AS dan sekutu ingin mengirim pesan ke Rusia bahwa “tindakan tersebut memiliki konsekuensi”.

Sebagian besar orang Rusia yang diusir adalah para pejabat intelijen.

Duta besar Rusia untuk Washington, Anatoly Antonov, menanggapi dengan mengatakan keputusan AS “salah”, kantor berita RIA melaporkan.

“Apa yang dilakukan Amerika Serikat hari ini adalah mereka menghancurkan sedikit yang tersisa dari hubungan Rusia-Amerika,” kata dia.

Sementara Kedutaan Rusia di AS meminta pengikut mereka di Twitter untuk memilih atau menentukan konsulat AS yang akan mereka tutup di Rusia, jika mereka bisa memutuskan.

Selain kedutaan besar di Moskow, AS memiliki tiga konsulat di negara itu.

Maria Zaharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan kepada saluran TV negara Rossia1 bahwa Rusia akan mengambil respons yang sama kepada setiap negara yang terlibat dalam pengusiran tersebut. Dia juga menuduh AS dan Inggris mengatur serangan terhadap Skripal.

Boris Johnson, Menteri Luar Negeri Inggris, mengatakan langkah terkoordinasi inu merupakan “pengusiran kolektif terbesar perwira intelijen Rusia yang pernah terjadi”.

Dia menyebutnya sebagai “tanggapan internasional yang luar biasa oleh sekutu kami” dan menunjukkan bahwa “Rusia tidak dapat melanggar aturan internasional dengan impunitas”.

Sementara itu, 16 negara anggota UE telah memutuskan untuk memberlakukan berbagai langkah diplomatik terhadap Rusia. Negara itu termasuk Perancis, Polandia, Hongaria, Republik Ceko, Swedia, Lithuania, Estonia, Latvia, Denmark, Italia, Spanyol, Belanda, Jerman, Finlandia, Rumania, dan Kroasia; total mereka mengusir 33 diplomat Rusia.

Selain itu, negara-negara non-UE Norwegia, Albania, dan Ukraina telah mengumumkan pengusiran masing-masing, 1, 2, dan 13 diplomat Rusia.

Sebelumnya pada Senin, Polandia, Latvia, dan Lithuania menarik duta besar mereka dari Moskow dan pada Jumat, Uni Eropa memanggil pulang kepala delegasi permanennya untuk Rusia, Markus Ederer, untuk konsultasi.

Kanada mengatakan, Senin, pihak mereka mengusir empat diplomat Rusia dan menolak akreditasi untuk tiga diplomat lainnya sebagai tanggapan atas serangan agen saraf yang disebut “keji dan nekat” awal bulan ini di Inggris. (T/R11/RS2)

Miraj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.