Baghdad, MINA – Amerika Serikat pada Rabu (9/9) mengumumkan akan mengurangi kehadiran tentaranya di Irak dari 5.200 orang menjadi 3.000 tentara bulan ini, sebagaimana telah lama direncanakan.
“Kami terus mengembangkan program kapasitas mitra kami Irak dan memungkinkan kami mengurangi jejak kaki kami di Irak,” Jenderal Marinir Frank McKenzie, Kepala Komando Pusat AS, mengatakan dalam kunjungannya ke Irak, MEMO melaporkan.
AS dan Irak pada bulan Juni menegaskan komitmen mereka untuk melakukan pengurangan pasukan Amerika di negara itu dalam beberapa bulan mendatang.
AS memiliki sekitar 5.200 tentara yang dikerahkan di Irak untuk melawan kelompok bersenjata ISIL (ISIS). Pejabat dalam koalisi pimpinan AS mengatakan pasukan Irak sekarang sebagian besar mampu menangani sisa-sisa ISIS sendiri.
Baca Juga: WHO Sambut Baik Gencatan Senjata Lebanon, Serukan Perdamaian di Gaza
Selasa (8/8) malam, seorang pejabat senior administrasi Trump, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kepada wartawan di pesawat Air Force One bahwa pengumuman seperti itu akan datang dan pengumuman tentang penarikan pasukan tambahan dari Afghanistan juga dapat diharapkan dalam beberapa hari mendatang.
AS menginvasi Irak pada 2003 menggulingkan Presiden Saddam Hussein dan pergi pada 2011, tetapi kembali pada 2014 setelah ISIS menguasai sebagian besar negara itu.
“Sebagai pengakuan atas kemajuan besar yang telah dibuat pasukan Irak dan dalam konsultasi serta koordinasi dengan pemerintah Irak dan mitra koalisi kami, Amerika Serikat telah memutuskan untuk mengurangi kehadiran pasukan kami di Irak dari sekitar 5.200 menjadi 3.000 tentara selama bulan September, ” Kata McKenzie, menurut kutipan dari sambutannya yang diberikan oleh kantornya.
“Pasukan AS yang tersisa akan terus membantu pasukan keamanan Irak menghadapi ISIS,” kata McKenzie.
Baca Juga: Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hezbollah Hampir Tercapai
“Keputusan AS adalah bukti yang jelas dari komitmen berkelanjutan kami untuk tujuan akhir, yaitu pasukan keamanan Irak yang mampu mencegah kebangkitan ISIS dan mengamankan kedaulatan Irak tanpa bantuan asing,” tambahnya.
“Perjalanannya sulit, pengorbanannya besar, tetapi kemajuannya signifikan,” ujarnya.
Pada tahun 2016, Trump berkampanye untuk mengakhiri “perang tanpa akhir” AS tetapi pasukannya tetap berada di negara-negara seperti Afghanistan, Irak, dan Suriah, meskipun dalam jumlah yang lebih kecil.
“Kami mencegah Amerika dari perang baru dan kami membawa pasukan kami pulang, kami membawa mereka pulang dari semua tempat yang jauh ini,” kata Trump dalam pidato kampanye presiden empat tahun lalu.
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
“Kita telah menghabiskan ratusan miliar dolar, dan apa yang kita dapatkan darinya?,” Kata Trump
Bulan lalu, saat bertemu dengan perdana menteri Irak, Trump menwgaskan kembali janjinya untuk menarik pasukan AS yang masih berada di Irak. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA