Washington, MINA – Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan pada hari Sabtu (5/4) bahwa negara itu akan mencabut semua visa bagi pemegang paspor Sudan Selatan dan memblokir pendatang baru.
“Departemen Luar Negeri mengambil tindakan untuk mencabut semua visa yang dipegang oleh pemegang paspor Sudan Selatan dan mencegah penerbitan lebih lanjut untuk mencegah masuknya warga negara,” kata Rubio dalam sebuah pernyataan. Anadolu melaporkan.
Ia menuduh pemerintah transisi di Juba “mengambil keuntungan dari Amerika Serikat,” dengan mengatakan “setiap negara harus menerima kembalinya warga negaranya tepat waktu ketika negara lain, termasuk Amerika Serikat, berusaha mengusir mereka.”
“Washington akan siap meninjau tindakan ini ketika Sudan Selatan bekerja sama sepenuhnya,” tambah Rubio.
Baca Juga: Update Gempa Myanmar, 3.564 Kematian, 5.000 lebih Luka-luka
Sudan Selatan, negara termuda di dunia, memperoleh kemerdekaan dari Sudan pada tahun 2011 setelah referendum.
Namun, negara tersebut telah dilanda konflik sejak Desember 2013, ketika Presiden Salva Kiir Mayardit memecat wakilnya, Riek Machar, dengan tuduhan merencanakan kudeta.
Meskipun ada perjanjian damai pada tahun 2018 dan 2022, ketidakstabilan tetap ada, dengan kekerasan sporadis yang meletus.
Pada bulan Februari, sebuah kelompok milisi yang dikenal sebagai Tentara Putih, yang sebagian besar terdiri dari anggota kelompok etnis Nuer milik Machar, merebut sebuah kota di Negara Bagian Upper Nile. Sebagai tanggapan, beberapa jenderal dan menteri pemerintah yang berafiliasi dengan Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan-dalam-Oposisi milik Machar ditahan.
Baca Juga: Serangan Balasan Tiongkok: AS Akan Jadi Pecundang Perang Dagang Internasional
Pada tanggal 7 Maret, Kiir mendesak agar tetap tenang, dengan mengatakan: “Kami tidak akan membiarkan negara kami kembali berperang. Pemerintah akan mengatasi krisis ini.” Namun, muncul laporan minggu lalu bahwa Machar telah ditempatkan dalam tahanan rumah.
Beberapa negara, termasuk AS, Kanada, Inggris, Jerman, Tiongkok, Norwegia, Polandia, Spanyol, Malaysia, dan Austria, juga telah mengeluarkan peringatan perjalanan ke Sudan Selatan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Palestina dan Myanmar Jadi Sorotan di Sidang Parlemen Global