AS Usulkan Pemungutan Suara di DK PBB untuk Gencatan Senjata Gaza

Dewan Keamanan PBB. (Gambar: Anadolu)

New York, MINA – Amerika Serikat pada Ahad (9/6) mengatakan, pihaknya telah meminta pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB mengenai proposal gencatan senjata tiga tahap di Gaza.

Nate Evans, juru bicara misi AS untuk PBB, mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan permintaan tersebut ke Dewan Keamanan. Anadolu melaporkan.

Usulan tersebut sebelumnya telah diumumkan oleh Presiden Joe Biden dan disiapkan oleh Israel.

“Seperti yang telah berulang kali kami tekankan, penerapan kesepakatan ini akan memungkinkan dilakukannya gencatan senjata segera, pembebasan sandera, penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk pada tahap pertama, peningkatan segera bantuan kemanusiaan dan pemulihan layanan dasar, dan kembalinya warga sipil Palestina ke Gaza utara, bersama dengan peta jalan untuk mengakhiri krisis ini dan rencana rekonstruksi multi-tahun yang didukung internasional,” kata Evans.

Baca Juga:  Pilpres Iran 28 Juni, Partisipasi Hanya 40%

“Israel telah menerima usulan ini dan Dewan Keamanan mempunyai kesempatan untuk berbicara dengan satu suara dan menyerukan Hamas untuk melakukan hal yang sama,” tegasnya.

Sumber-sumber PBB mengindikasikan bahwa pemungutan suara tersebut dapat dimasukkan ke dalam agenda Dewan Keamanan pada awal pekan ini.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 37.000 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan hampir 84.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Baca Juga:  Judi Online Picu Peningkatan Kasus Perceraian

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Widi Kusnadi