ASAP MASIH BERBAHAYA, MENDIKBUD LIBURKAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SUMSEL

Kemendikbud

Jakarta, 2 Dzulhijjah 1436/16 September 2015 (MINA) – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengarahkan para kepala dinas pendidikan (kadisdik) kabupaten, kota di seluruh Provinsi Sumatera Selatan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar bagi wilayah yang terkena dampak bencana dengan kategori membahayakan kesehatan.

Keputusan meliburkan itu sebagai antisipasi terhadap dampak bencana kabut yang dapat mengganggu keselamatan dan kesehatan anak-anak.

“Saya sudah bicara dengan kadisdik di agar meliburkan . Ini untuk keselamatan dan kesehatan para peserta didik,” ujar Mendikbud usai melakukan telekonferensi dengan Kadisdik provinsi, dan kabupaten/kota Sumatera Selatan, di Jakarta, Selasa (15/9) sore , demikian laman resmi Kemendikbud melaporkan seperti diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Selama sekolah diliburkan, Mendikbud berpesan agar para guru dapat memberikan tugas mandiri untuk dapat dikerjakan di rumah. “Kami titipkan untuk sekolah dapat berikan tugas sehingga bisa belajar mandiri di rumah,” ujarnya.

Tugas mandiri itu pun sebagai pengganti jam belajar yang seharusnya berlangsung di sekolah. Tidak hanya itu, kata Mendikbud, terdapat layanan program mendidik yang disajikan melalui TV Edukasi, dan media belajar berjaringan, yaitu belajar.kemdikbud.go.id.

“Kami (Kemendikbud) berupaya agar selama diliburkan, para siswa dapat memanfaatkan waktu gunakan kedua media yaitu tv dan online,” ujar Mendikbud. Guna mengejar ketertinggalan materi pelajaran, Mendikbud meminta untuk mencicil proses belajar mengajar dengan tenggat waktu November mendatang.

“Tidak usah mengejar ketertinggalan dengan mengebut, karena punya waktu mengejar ketertinggalan sampai November, jangan jadi terbeban si anak,” tegasnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad menambahkan telah mengirimkan tim khusus Kemendikbud untuk memberikan bantuan bagi para peserta didik dan guru yang terkena dampak bencana kabut asap di Sumsel.

“Kami sudah menugaskan tim khusus ke Pekanbaru melalui , dan tim ini sudah berkoordinasi dengan disdik provinsi dan kabupaten kota untuk membahas kebijakan bagi sekolah yang terkena dampak kabut asap,” tutur Hamid.

Terhadap ketertinggalan materi belajar, Dirjen Hamid mengatakan untuk meminta Disdik Provinsi Sumsel untuk menambah jam belajar bagi semua sekolah yang tertinggal proses belajar mengajar.

“Jam belajar efektif pertahun itu sekitar 1.000 untuk Sekolah Menengah Pertama sedangkan Sekolah Menengah Atas itu 1.200 jam pertahun, jadi kami berikan kepada dinas atau pemda untuk tentukan sesuai pengaturan jam masuk sekolah selama setahun itu, apa lima hari masuk sekolah atau enam hari masuk sekolah,” ujar Hamid

Data Kadisdik Provinsi Sumsel mengungkapkan sebanyak enam kabupaten/kota yang terkena dampak kabut asap yang melampaui batas kewajaran, yaitu Palembang, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin dan sebagian wilayah Muara Enim.

Sedangkan, sebanyak 11 kabupaten/kota berada di dalam kondisi yang normal dan wajar, yaitu Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, OKU Selatan, Prabumulih, PALI, Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang, Musi Rawas, Lubuk Linggau dan Muratara. (T/P007/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0