Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ashrawi Kecam Rencana Israel Perluas Tiga Permukiman Ilegal di Tepi Barat

Rana Setiawan - Kamis, 7 Juli 2016 - 10:01 WIB

Kamis, 7 Juli 2016 - 10:01 WIB

260 Views

Hanan Ashrawi. (Arsip)

Ramalah, 2 Syawwal 1437/7 Juli 2016 (MINA) – Anggota Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hanan Ashrawi mengecam keras rencana Israel untuk memperluas tiga permukiman ilegal di sekitar wilayah Al-Quds, dengan membangun ratusan unit perumahan guna menampung lebih banyak lagi para pemukim Yahudi.

“Kami sangat mengecam rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman untuk membangun 560 unit di pemukiman ilegal Maale Adumim dan 240 unit di pemukiman ilegal Ramot, Gilo, dan Har Homa,” kata Ashrawi sebagaimana diberitakan Kanor Berita Palestina WAFA yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis.

Ashrawi mengatakan, otortas pendudukan Israel bertekad untuk menghancurkan kelangsungan hidup, integritas dan kedekatan wilayah negara Palestina masa depan dengan Al-Quds Timur sebagai ibukotanya, hanya dengan mengisolasi Al-Quds dari lingkungan Palestina dan membersihkan etnis penduduk pribumi kota suci yang diduduki.

Israel akan terlalu jauh dengan ekspansi permukiman ilegal dan terang-terangan mengabaikan hukum dan konvensi internasional, resolusi PBB dan konsensus global. Pencurian terus menerus dari tanah Palestina dan peningkatan pembangunan permukiman merupakan ancaman seius pada keamanan dan stabilitas di kawasan ini dan di luar,” ujarnya.

Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Aneksasi Tepi Barat Sebagai Ilusi

Ashrawi menyesalkan pengumuman Netanyahu dan Lieberman untuk memperluas dan mengintensifkan kegiatan permukiman ilegal di Hebron, termasuk persetujuan pembangunan tambahan 42 unit di permukiman ilegal Kiryat Arba.

Dia lebih lanjut mengutuk penggunaan hukuman kolektif terhadap sekitar 700.000 orang di wilayah Hebron. “Eskalasi kritis Israel tersebut melukiskan gambaran suram dan memprovokasi kemarahan, kekerasan dan ekstremisme lebih lanjut,” tegas Ashrawi.

Rencana ekspansi datang dua hari setelah rilis laporan Kuartet Timur Tengah, yang terang-terangan mengakomodasi tuntutan dan pelanggaran Israel, menyamakan orang-orang yang rentan di bawah pendudukan militer brutal dengan penjajah kejam dan jatuh di bawah persyaratan minimum untuk perdamaian.

“Kami minta pada semua anggota komunitas internasional untuk menegakkan tanggung jawab moral, hukum dan politik mereka dan untuk mendesak Israel untuk menjelaskan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan konsensus.”

Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza

“Kemungkinan untuk solusi dua negara akan cepat menghilang; jika Israel tidak dihentikan, ekstremisme dan kekerasan akan menang,” tambahnya. (T/R05/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam

Rekomendasi untuk Anda