Ramallah, MINA – Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hanan Ashrawi mengatakan, penghinaan Israel terhadap kebebasan beribadah harus dihadapi.
“Sekali lagi, Israel bertekad menunjukkan penghinaannya terhadap kebebasan beribadah dan beragama, seperti yang terlihat jelas dalam peningkatan pelanggaran kebebasan beribadah rakyat Palestina, terutama di Yerusalem yang diduduki,” kata Ashrawi dalam sebuah pernyataan di Ramallah pada Ahad (6/6) seperti dikutip WAFA.
Ia menekankan bahwa Israel mengambil upaya bersama dan sistematis untuk melaksanakan rencana perampasan tanah Palestina disertai dengan tindakan yang bertujuan membisukan suara-suara Palestina, menghapus kehadiran warga Palestina dan menyalakan api perselisihan sektarian.
“Singkatnya, inilah yang terjadi di Yerusalem, Hebron, dan di seluruh Wilayah Palestina yang diduduki Israel lainnya. Itu berbahaya, sangat berbahaya, dan diskriminatif,” ujarnya.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Ashrawi mengatakan, status khusus dan sentralitas Yerusalem untuk warisan dunia harus dilindungi dari tindakan yang penuh kebencian seperti itu.
“Kebebasan beribadah juga merupakan hak fundamental yang tidak boleh digunakan sebagai alat represi politik dan aspirasi kolonial. Tindakan Israel dalam hal ini harus dikonfrontasi dan dihentikan. Ini adalah tugas hukum, moral, dan politik yang menjadi tanggung jawab semua aktor internasional yang bertanggung jawab,” katanya.
Baru-baru ini, Israel telah mengeluarkan perintah untuk melarang jamaah, tokoh-tokoh terkemuka Palestina, aktivis, dan jurnalis untuk menginjakkan kaki di Kompleks Masjid al-Aqsa.
Perintah yang provokatif dan ilegal ini dikeluarkan untuk menentang pengkhotbah agung masjid Al-Aqsa, Sheikh Ekrima Sabri, yang dilarang otoritas Israel memasuki situs suci selama 4 bulan.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Selama dua pekan terakhir, otoritas pendudukan Israel telah melarang puluhan warga Palestina untuk pergi ke Kompleks Masjid al-Aqsa dan Gereja Makam Suci, sementara mereka memfasilitasi serangan provokatif pemukim ilegal Israel ke Kompleks Al-Aqsa dan memberikan perlindungan bagi pelanggaran di situs suci.
Situasi ini sama-sama memanas di Hebron, di mana pasukan pendudukan Israel melarang jamaah Palestina untuk melakukan sholat di Masjid Ibrahimi dan melarang seruan untuk sholat (adzan) sebanyak 54 kali selama bulan Mei, sementara memungkinkan pemukim Israel akses tanpa batas. (T/R6/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon