Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asosiasi Akademisi dan Penulis Internasional Keluarkan Sikap Terhadap Genosida Israel

kurnia Editor : Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 6 Juli 2024 - 06:43 WIB

Sabtu, 6 Juli 2024 - 06:43 WIB

24 Views ㅤ

Sebuah asosiasi internasional berpusat di Istanbul pada Kamis 4 Juli 2024 merilis laporan sikap komunitas seni budaya atas agresi Israel terhadap warga Palestina (Foto: AA)

Istanbul, MINA – Asosiasi Akademisi dan Penulis Negara-Negara Islam (AYBIR) berpusat di Istanbul merilis laporan yang mengeluarkan sikap komunitas seni budaya atas agresi Israel terhadap warga Palestina.

Dalam diskusi panel bertema ‘Sikap Komunitas Seni dan Budaya terhadap Genosida Israel’ di Istanbul, Kamis (4/7), membahas reaksi komunitas budaya dan seni terhadap genosida Israel. Pertemuan dihadiri banyak tokoh terkemuka dari dunia seni dan budaya. Demikian Anadolu Agency melaporkan.

Sutradara film Palestina-Belanda, Hany Abu-Assad mengatakan, dia menghadapi  kesulitan bekerja sebelum perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober tahun lalu, tetapi diizinkan bekerja di Hollywood karena dia tidak dianggap sebagai ancaman.

“Ternyata, Zionis Israel yakin mereka dapat mengendalikan situasi. Namun setelah 7 Oktober, mereka menyadari bahwa perjuangan Palestina bukanlah perjuangan yang sia-sia, bukan perjuangan yang sudah mati,” kata Abu-Assad.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

“Sejak mereka merasa bahwa intifada bukan sekadar retorika, tetapi perlawanan yang terus berlanjut, mereka memutuskan untuk menghentikan semua pekerjaan yang saya lakukan di Hollywood. Mereka berkata, Tidak ada warga Palestina yang boleh berbicara tentang Palestina di Hollywood lagi,” kata dia.

“Awalnya saya memang khawatir. Namun, sudah diramalkan bahwa 7 Oktober akan berubah menjadi realitas revolusioner, seperti Revolusi Prancis. Mungkin tidak langsung hari ini, tetapi dalam beberapa dekade mendatang,” imbuhnya.

Dalam pidato pembukaannya, penulis laporan tersebut, Prof. Mustafa Aslan, dari Universitas Sakarya, mengatakan, banyak anggota komunitas budaya dan seni telah menghadapi sanksi karena mengkritik Israel.

“Dalam laporan tersebut, kami mencoba membahas bagaimana seniman yang bekerja di empat bidang seni utama, baik di dunia maupun di Turkiye, mengkritik atau tidak dapat mengkritik sikap genosida Israel,” kata Aslan.

Baca Juga: Trump Disebut Menentang Rencana Israel Aneksasi Tepi Barat

“Kami menyatukan karya-karya di bidang sastra, musik, sinema, dan seni lainnya,” katanya. []

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Syamsuri Firdaus Juara 1 MTQ Internasional di Kuwait

Rekomendasi untuk Anda

Timur Tengah
Indonesia
Palestina
Palestina
Dunia Islam