Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atasi Miskonsepsi Calistung Lewat Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan

sajadi - Rabu, 31 Januari 2024 - 14:17 WIB

Rabu, 31 Januari 2024 - 14:17 WIB

17 Views

Banyak orang tua memaksa anak bisa calistung sejak usia dini. Padahal, belajar calistung harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan.(Foto: iStockphoto/cheangchai4575)

Jakarta, MINA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Selasa (30/1) di Jakarta menyelenggarakan kegiatan sosialisasi penguatan implementasi Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.

Kebijakan ini bertujuan, salah satunya untuk mengatasi miskonsepsi baca, tulis, dan hitung (calistung), yakni kemampuan yang dibangun pada anak di PAUD.

Hasil studi Kemendikbudristek mengungkapkan, masih ada pemahaman yang keliru bahwa tes yang sangat berfokus pada kemampuan calistung adalah satu-satunya bukti keberhasilan belajar. Sehingga model tes calistung ini masih diterapkan sebagai syarat masuk SD.

Dalam pesan kunci, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM) Iwan Syahril menyampaikan penguatan terkait pentingnya menjalankan proses pembelajaran dengan mengedepankan enam kemampuan fondasi.

Baca Juga: AWG Tasikmalaya Gelar Long March Gerak Jalan Cinta Al-Aqsa

“Sangat penting bagi Guru SD kelas awal, bukan hanya Guru PAUD, untuk menyasar enam kemampuan fondasi dalam pembelajaran. Bukan hanya berfokus pada baca, tulis dan hitung namun juga harus lebih holistik,” jelasnya.

Enam kemampuan fondasi tersebut terdiri atas: mengenal nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi, kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar, kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar, pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri dan pemaknaan belajar adalah suatu hal yang menyenangkan dan positif.

Oleh karena itu, lanjut Iwan, Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan juga menjadi solusi atas kemampuan calistung yang dipahami secara sempit dan dianggap dapat dibangun secara instan.

Sejalan dengan Iwan, Direktur Sekolah Dasar, Muhammad Hasbi menambahkan, kegiatan sosialisasi kebijakan tersebut adalah bentuk penguatan bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait agar dapat melanjutkan keberhasilan Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan.

Baca Juga: Pendaki AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Puncak Rinjani 

Harapannya, dapat meningkatkan pemahaman kepada Dinas Pendidikan dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) tentang Surat Pemberitahuan melalui Redistribusi Surat Edaran Kepala Dinas tentang Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan di daerahnya masing-masing.

Sementara Pelaksana tugas (Plt.) Direktur PAUD, Komalasari, dalam pemaparannya menyebutkan, dalam gerakan Merdeka Belajar Episode ke-24 terdapat tiga target perubahan yang diharapkan dapat tercapai di tahun ajaran baru, yaitu menghilangkan tes calistung dalam masa penerimaan siswa baru, menerapkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan berharap satuan PAUD dan SD dapat menerapkan sistem pembelajaran yang menyenangkan untuk membangun kemampuan fondasi.

Tiga target tersebut, menurut Komalasari, dirumuskan untuk mengatasi kesalahpahaman tentang kemampuan calistung, yang sering dianggap sebagai satu-satunya kemampuan yang perlu dipupuk pada anak usia dini. (R/RE1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Banjir Rob di Pesisir Jakarta Diprediksi Hingga 21 November

Rekomendasi untuk Anda

Pendidikan dan IPTEK
Indonesia
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Indonesia
MINA Millenia
Kolom
MINA Preneur
MINA Health